Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BALIKPAPAN. Mundur dari jadwal, proyek pengembangan kilang minyak terbesar milik PT Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal keempat 2025, tepatnya pada awal November.
Mulanya, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan rampung pada September 2025. Pada pekan pertama Agustus 2025, engineering, procurement, and construction (EPC) Inside Battery Limits (ISBL) yang merupakan area peralatan utama dan proses produksi serta Outside Battery Limits (OSBL) yang merupakan fasilitas pendukung di luar produksi telah mencapai 96,15%.
Sebagian unit revamp dan sebagian unit utilities telah beroperasi.
Asep Sulaeman, VP Legal and Relations PT Kilang Pertamina Balikpapan mengatakan, salah satu penyebab mundurnya operasional peningkatan kapasitas Kilang Pertamina Balikpapan adalah efek Covid. Proyek ini memang dimulai jauh hari sebelum Covid, yakni di tahun 2016.
Tetapi proyek tersebut telah masuk comissioning sehingga hanya tinggal penyelesaian akhir sebelum tetes pertama tambahan produksi terjadi.
Baca Juga: RDMP Kilang Balikpapan Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini
Ada tiga hal penting yang merupakan hasil dari RDMP. Pertama, produksi kilang akan meningkat dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
Kedua, produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dari Euro 2 menjadi Euro 5. Ketiga adalah RFCC.
"RFCC adalah mesin uangnya PT Kilang Pertamina Internasional melalui anak usahanya, KPB," kata Asep, Rabu (13/8).
Saat ini, Kilang Pertamina Balikpapan tengah mempercepat penyelesaian unit RFCC, RFCC-LPG, Propylene Recovery Unit dan fasilitas pendukungnya.
RFCC ini akan mengolah sekitar 90.000 barel per hari residu produksi PT Kilang Pertamina Internasional untuk diolah menjadi produk BBM, LPG, dan petrokimia. Secara total, output yang dihasilkan kurang lebih 90.000 barel per hari yang terdiri dari berbagai produk.
Hasil RFCC Balikpapan ini memiliki kapasitas terbesar di antara tiga RFCC. RFCC Cilacap memiliki kapasitas 62 barel per hari. Sedangkan RFCC Balongan memiliki kapasitas 83 barel per hari.
RFCC Balikpapan berpotensi menghasilkan sekitar 5.000 barel per hari gasoline, 150.000 ton per tahun LPG, dan 100.000 ton per tahun propilena.
Tambahan produksi dan pengolahan residu ini bakal meningkatkan suplai bahan bakar domestik yang berpotensi menyusutkan kebutuhan impor.
"Kondisi produksi migas kita dengan kebutuhan masyarakat masih jauh, tapi dengan adanya KPB menaikkan produksi 100.000 barel per hari bisa mengurangi impor kita," imbuh Asep.
Baca Juga: RDMP Kilang Balikpapan Rampung September 2025
KPB melakukan peningkatan unit Crude Distillation Unit (CDU) dengan revamping CDU 4 sehingga kapasitasnya meningkat dari semula 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
Dari sisi kualitas, peningkatan dilakukan dengan meningkatkan kompleksitas kilang menjadi Nelson Complexity Index (NCI) 8 serta menghasilkan BBM setara Euro 5 dengan kandungan sulfur hanya 10 ppm, jauh lebih rendah dibandingkan standar Euro 2 yang masih digunakan saat ini.
Proyek ini juga tengah menyelesaikan pembangunan Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan Nafta Block yang nantinya akan berkontribusi terhadap total kapasitas produksi sebesar 1,15 juta barel per hari.
Secara rinci, peningkatan produksi yang ditargetkan di antaranya tambahan produksi BBM sebesar 142.000 barel per hari, LPG bertambah 336.000 ton per tahun, produksi petrokimia berupa propilena mencapai 283.000 ton per tahun yang akan menjadi bahan baku bagi PT Polytama Propindo di Balongan.
Selain itu, salah satu langkah efisiensi yang telah dilakukan adalah penggunaan gas pipa dari Senipah ke Balikpapan sebagai substitusi LPG yang sebelumnya digunakan sebanyak 48.000 ton per tahun.
Selanjutnya: Daftar Tanaman Obat di Pekarangan Rumah yang Punya Banyak Khasiat, Cek di Sini
Menarik Dibaca: Daftar Tanaman Obat di Pekarangan Rumah yang Punya Banyak Khasiat, Cek di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News