Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Meski kebun tebunya terus diguyur hujan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) optimis target produksi gula miliknya tahun ini sebesar 170.000 ton bakal tercapai. BUMN gula ini mulai memasuki musim giling tebu pada bulan Juni 2013. Diperkirakan, musim giling tebu akan berakhir pada November 2013.
Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, mengatakan, target produksi gula tahun ini tidak berbeda jauh dengan produksi gula tahun lalu. Tahun lalu, produksi gula RNI mencapai 168.000 ton. Pasalnya, rendemen (kadar gula) yang dicapai oleh RNI sudah maksimal.
"Tahun ini, total produksi gula dari 10 pabrik RNI ditambah dengan produksi gula petani mencapai 390.000 ton," kata Ismed saat dihubungi KONTAN, Minggu (9/6).
Kontribusi produksi gula paling besar berasal dari Pabrik Gula (PG) Krebet I dan PG Krebet II yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Kedua pabrik milik RNI memproduksi gula sebesar 60.000 ton atau sekitar 35% dari rencana target produksi 2013.
Selain menghasilkan produksi paling besar, kedua pabrik mampu menghasilkan rendemen tinggi yakni sekitar 9%. Bagusnya rendemen gula milik PG Krebet ikut menyumbang kenaikan rata-rata rendemen untuk seluruh PG milik RNI. "Saat ini, rata-rata rendemen gula RNI masih lebih tinggi yakni 8% dibanding tahun lalu yang sebesar 7%," kata Ismed.
Gula milik RNI tak hanya dipajang di gerai miliknya, RNI Mart tetapi juga mulai dipasarkan ke beberapa ritel modern lainnya seperti Alfamart dan Indomaret. Ismed bilang, tahun ini RNI akan menjual gula sebanyak 130.000 ton.
"Sisanya akan dibuat stok untuk tahun depan," kata Ismed. Harga jual gula milik RNI dibanderol harga cukup tinggi, yaitu Rp 13.900 per kilogram.
Dari hasil jualan gula dan lainnya, RNI mengharapkan perolehan pendapatan pendapatan sebesar Rp 7,3 triliun. Tahun lalu, pendapatan RNI hanya mencapai Rp 5,8 triliun. Gula berkontribusi 62,5% kepada pendapatan RNI.
Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian mengatakan optimis target produksi gula nasional 2,7 juta ton tercapai. Kegiatan bongkar ratun yang dilakukan dalam dua tahun ini sudah mulai ada hasilnya. Rendemen gula bisa mencapai 8%. Tahun lalu rendemen gula hanya 7%. "Bulan depan akan ada rapat dewan gula, nanti akan kita lihat hasil taksasi produksi gula sementara," kata Gamal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News