kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Musim panen usai, harga beras melesat


Kamis, 15 September 2011 / 10:03 WIB
Musim panen usai, harga beras melesat
ILUSTRASI. BBM Premium akan dihapus, para pakar sudah mendukung. KONTAN/Baihaki/30/11/2019


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Berakhirnya panen di beberapa wilayah membuat pasokan beras menipis. Imbasnya, harga beras terus terkerek naik.

Bulan Juli lalu, Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat harga rata-rata beras premium berada di level Rp 9.296 per kilogram (kg). Namun per Agustus, harga ini naik 2,2% menjadi Rp 9.504 per kg. Menginjak September, harga ini kembali terkerek 0,3% menjadi Rp 9.535 per kg.

Harga rata-rata beras medium bulan September pun menanjak tipis dibandingkan dengan harga bulan Agustus. Bulan ini, harga rata-rata beras medium mencapai Rp 7.444 per kg. Harga ini menguat 0,3% dibandingkan harga bulan lalu yang sebesar Rp 7.421 per kg (lihat tabel).

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Gunaryo menyatakan, selain berakhirnya masa panen, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh tingginya permintaan terhadap beras. Melihat kondisi ini, Gunaryo meramalkan harga beras masih akan menguat. "Harga beras akan terus naik karena kita adalah negara dengan konsumen beras terbesar," ujarnya, Rabu (14/9).

Gelar operasi pasar

Untuk menstabilkan harga beras, Kemdag meminta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk melakukan operasi pasar (OP). Menurut Gunaryo, pihaknya sudah memberikan instruksi kepada Bulog untuk memprioritaskan sejumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras cukup signifikan.

Sebagai contoh, Kemdag telah menetapkan harga OP di Pulau Jawa sebesar Rp 6.100 per kg. Sedangkan harga OP beras di luar Jawa sebesar Rp 6.200 per kg. "Di antara 33 provinsi, hanya 14 provinsi yang merupakan sentra produksi. Sisanya adalah propinsi net import dari provinsi lain," ujar Gunaryo.

Menurut dia, OP cukup ampuh menekan harga beras. Maka tak heran jika pemerintah meningkatkan frekuensi OP tahun ini ketimbang tahun lalu. Adapun pasokan beras OP sepanjang Juni hingga September ini mencapai 182.500 ton.

Selain menyediakan beras OP, pemerintah juga mengendalikan harga lewat penyediaan beras miskin sebanyak 250.000 ton per bulan. Selanjutnya, pemerintah mengendalikan harga beras dengan menjaga pasokan, produksi, dan stok beras.

Per 13 September 2011, pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai 3.175 ton per hari. Pa-sokan ini lebih tinggi ketimbang bulan Agustus yang sebesar 2.030 ton per hari.

Begitu pula halnya dengan stok beras di PIBC. Bila stok rata-rata beras bulan Agustus mencapai 25.556 ton per hari, maka hingga 13 September stok beras di PIBC mencapai 28.634 ton per hari.

Sekjen Kemdag Ardiansyah menambahkan, salah satu cara pemerintah memperkuat stok di gudang Bulog ialah dengan mengimpor beras. Hingga saat ini, Bulog sudah mendapatkan kepastian impor sebesar 800.000 ton.

"Sumbernya dari Vietnam dan Thailand," tutur Ardiansyah. Jumlah impor beras dari Vietnam mencapai 500.000 ton, sedangkan dari Thailand sebesar 300.000 ton.

Badan Pusat Statistik mencatat, impor beras sepanjang Januariā€“Juli 2011 mencapai 1,56 juta ton atau sekitar Rp 7,1 triliun. Impor beras paling besar berasal dari Vietnam dan Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×