Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah membuat produsen kosmetik PT Mustika Ratu Tbk menyiapkan strategi baru pembelian bahan baku dan bahan kemasan. Maklum saja, selama ini, separuh dari bahan baku dan kemasan Mustika Ratu masih diimpor.
Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk, Putri K Wardhani bilang, perusahaan ini telah menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah. Salah satunya melakukan lindung nilai alias hedging untuk kontrak impor bahan baku dan kemasan. "Hedging pembelian bahan baku ini menggunakan dengan jangka waktu tertentu," katanya.
Menurut Putri, strategi lindung nilai ini bertujuan menjaga arus kas agar tidak bergejolak saat nilai tukar rupiah berfluktuasi. Dengan begitu, perusahaan bisa lebih jelas dalam menghitung dan menentukan rencana bisnisnya.
Perusahaan berkode emiten MRAT ini juga memperpendek masa kontrak pembelian bahan baku. Putri menuturkan, biasanya kontrak pembelian bahan baku dan kemasan dilakukan untuk jangka enam bulan hingga satu tahun. Namun, dengan kondisi sekarang, perusahaan itu memperpendek masa kontrak menjadi tiga bulan saja.
Untuk meminimalisir pembengkakan beban produksi akibat pelemahan rupiah, Putri bilang, perusahaan juga mulai mengganti beberapa bahan baku impor dengan produk dalam negeri. Apalagi, saat ini, ada beberapa investor yang mulai menggarap sektor hulu dengan memproduksi beberapa bahan baku.
Sayangnya, Mustika Ratu belum bisa melakukan substitusi pasokan kemasan dari dalam negeri. Pasalnya, "Jumlah produsen bahan kemasan masih lebih sedikit dari jumlah kebutuhan sehingga sulit disubstitusi," kata Putri.
Sementara itu, Putri bilang, hingga semester I-2013, pasar kosmetik di dalam negeri cenderung stagnan. Tingginya inflasi disinyalir menggerus daya beli, sehingga masyarakat lebih selektif untuk berbelanja. Alhasil, kinerja MRAT juga ikut terkoreksi.
Selain akibat pasar yang stagnan, Putri bilang, penurunan penjualan juga diakibatkan oleh peredaran produk palsu dan ilegal di pasar. "Hal itu ikut memengaruhi penjualan kami," paparnya.
Selama semester I-2013, MRAT membukukan penjualan bersih Rp 197,66 miliar, turun 4,41% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Laba bersihnya hanya mencatat Rp 10,40 miliar, turun 23% ketimbang semester I-2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News