kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nanotech Indonesia Global Optimistis Permintaan Obat Herbal Meningkat


Jumat, 04 Maret 2022 / 17:13 WIB
Nanotech Indonesia Global Optimistis Permintaan Obat Herbal Meningkat
ILUSTRASI. Jasa layanan sains dan teknologi berbasis research and development (R&D), rekayasa material, dan nanoteknologi PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nanotech Global Indonesia Tbk (NIG) optimistis permintaan pasar di bidang alat kesehatan, farmasi, dan obat herbal serta kecantikan terus meningkat.

“Pada masa pandemi Covid-19, permintaan terhadap produk-produk untuk meningkatkan imunitas dan pencegahan penyakit meningkat relatif tinggi, salah satunya permintaan terhadap produk Propolis,” kata Komisaris Utama Nanotech Indonesia Global Nurul Taufiqu Rochman, dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (4/3).

Saat ini, dari lima Strategic Business Unit (SBU) milik Nanotech Indonesia Global salah satunya adalah di bidang kesehatan, kosmetik, dan farmasi termasuk untuk pengembangan produk dan teknologi.

Selain itu, Nanotech Indonesia Global memiliki satu anak usaha, PT Nano Herbaltama Internasional (NHI) yang berdiri sejak tahun 2019.  

NHI memiliki sebuah pabrik yang mempunyai fasilitas Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Harga IPO Nanotech Indonesia Global (NANO) Ditetapkan Rp 100 per Saham

Nurul bilang, omzet Propolis cukup tinggi dengan potensi bisa mencapai Rp 20 miliar per tahun, sedangkan metode produksi berbasis riset Nanoteknologi tersebut berpotensi untuk dipatenkan yang akan berlaku selama 20 tahun.

Berdasarkan prospektus IPO perseroan, pendapatan neto NIG pada 2020 melonjak tiga kali lipat lebih, yakni dari Rp 4,70 miliar pada 2019 menjadi Rp 16,04 miliar. Sementara itu, hingga 30 Juni 2021, perseroan mengantongi pendapatan neto Rp 13,85 miliar.

Dari total pendapatan per 30 Juni 2021, kontribusi produk Propolis tercatat sebesar Rp 5,09 miliar atau setara 37% dari total pendapatan neto.

Karena itu, tambah Nurul, perseroan masih terus tumbuh dengan mengembangkan berbagai teknologi (termasuk alat kesehatan) yang diperlukan pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Pada masa mendatang, permintaan di sektor kesehatan, farmasi dan kecantikan akan terus meningkat sejalan dengan kebangkitan perekonomian Indonesia menyongsong negara maju,” kata Nurul.

Melihat potensi pasar yang cukup besar, Direktur Utama Nanotech Indonesia Global Suryandaru mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas. Terkait hal itu, guna menambah dana pengembangan usaha, NIG berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret 2022.

Baca Juga: Segera IPO, Nanotech Indonesia Global Optimistis Raup Kinerja Mentereng

“Dana yang terhimpun untuk meningkatkan kinerja perseroan, termasuk untuk lini usaha farmasi dan obat herbal,” ujar Suryandaru.

SePerti diketahui, Nanotech Indonesia Global berencana melantai di BEI dengan mekanisme penawaran umum saham perdana (IPO). Perseroan akan melepas 1.285.000.000 saham atau setara dengan sekitar 29,99%, sedangkan harga penawaran Rp 100 per saham.

Perusahaan yang akan mengusung kode saham NANO itu diperkirakan mengantongi dana IPO sekitar Rp 128,5 miliar.

Perseroan akan menggunakan Rp 16,70 miliar dana dari hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal atawa capital expenditure (capex) berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi dalam rangka mendukung pengembangan dan perluasan usaha SBU Kesehatan, Kosmetik, dan Farmasi termasuk untuk pengembangan produk dan teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×