kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasib petani tembakau di ujung tanduk


Rabu, 08 Januari 2014 / 07:20 WIB
Nasib petani tembakau di ujung tanduk
ILUSTRASI. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Handoyo | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Malang nian nasib Abrurrahman. Salah seorang petani tembakau kasturi asal Jember, Jawa Timur ini hanya bisa pasrah melihat kondisi pertanian tembakau yang ada.

Menurutnya, selama ini kebijakan yang dikeluarkan pemeritah diskriminatif dan tak berpihak pada petani. Yang terbaru adalah himpitan volume impor tembakau yang terus melejit. Ini membuat produksi tembakau lokal makin terjepit. Apalagi, harga beli tembakau impor disinyalir lebih rendah ketimbang harga tembakau lokal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari-November 2013 impor tembakau Indonesia telah mencapai 111.812 ton, mendekati realisasi impor 2012 sebesar 137.425 ton. Padahal, kebutuhan tembakau domestik sekitar 300.000 ton setiap tahunnya.

Dalam 10 tahun terakhir impor tembakau meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2003 impor tembakau Indonesia masih sekitar 29.578 ton dengan nilai US$ 95.189.630. Dari beberapa jenis tembakau yang diimpor, utamanya jenis virginia untuk industri rokok putih.

Setidaknya ada lima negara asal impor tembakau ke Indonesia. Diantaranya adalah Cina, Amerika Serikat, Turki, Brazil dan Italia. Impor tembakau terbesar berasal dari Cina. Sepanjang Januari-November 2013 impor tembakau dari Cina mencapai 48.300 ton.

Sementara, kenaikan produksi tembakau domestik tak setajam kenaikan impor. Pada 2003 produksi tembakau domestik 200.792 ton, sementara pada 2012 produksinya 263.677 ton.

Luas areal perkebunan tembakau juga tak bertambah banyak. Tahun 2003, luas areal perkebunan tembakau 256.615 hektar (ha), dan hanya bertambah menjadi 269.670 ha pada 2013.

Menjadi pertanyaan, di mana keberpihakan pemerintah kepada petani tembakau. Pemerintah membiarkan impor terus meningkat.

Abdus Setiawan, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, himpitan ini dapat bertambah jika pemerintah akan meratifikasi konvensi pengendalian perdagangan tembakau atawa Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Setidaknya, kata Abdus, sekitar 90% dari produksi tembakau lokal akan terserap ke industri rokok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×