kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasib smelter baru Freeport antara pemangkasan kapasitas dan kerja sama pihak ketiga


Kamis, 28 Januari 2021 / 10:01 WIB
Nasib smelter baru Freeport antara pemangkasan kapasitas dan kerja sama pihak ketiga
ILUSTRASI. Perusahaan pengelola bahan baku konsentrat PT Freeport Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, penyelesaian proyek smelter PTFI memang masih jauh dari target. Dari rencana progres 10,5%, realisasi pengerjaan di tahun lalu hanya mencapai 5,86%.

Serapan biaya yang sudah dikeluarkan untuk proyek smelter tembaga yang berlokasi di JIIPE, Gresik, Jawa Timur itu sebesar US$ 159,92 juta.

Selain proyek smelter tembaga, PTFI juga membangun smelter pengolahan logam mulia atau precious metal refinery (PMR).

Hingga tahun lalu, pembangunan proyek ini pun masih jauh dari target. Capaian dari target 14,29% tetapi terealisasinya baru 9,79% dengan serapan investasi hampir US$ 20 juta.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengejar penyelesaian target sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020 alias UU Minerba. Dalam beleid tersebut, smelter harus selesai 3 tahun setelah UU itu diundangkan.

"Jadi semua harus selesai pada tahun 2023," tegas Ridwan dalam paparan realisasi kinerja Minerba 2020 dan rencana 2021 secara daring, Jumat (15/1) lalu.

Baca Juga: Begini kata Dirjen Minerba soal proyek smelter Freeport yang masih jauh dari target

Namun, pemerintah pun tak menutup kemungkinan untuk memberikan kelonggaran. Ridwan bilang, jika dalam perkembangannya ada kendala yang menghalangi proyek tersebut, maka pihaknya bakal mempertimbangkan penyesuaian target operasional smelter.

"Jika ada hal-hal perkembangan, tentunya kita tidak menutup mata. Artinya target kami bukan menghukum, bukan untuk menggagalkan, target kami adalah membangun smelter. Kami fokus pada waktu yang sudah ditentukan, namun jika ada perkembangan kita tentunya tidak menutup mata," terang Ridwan.

Lalu, mengenai peluang kerja sama PTFI dengan Tsingshan Stell China, Ridwan menyampaikan bahwa peluang itu masih terbuka. Sayangnya, dia tak membeberkan sudah sejauh mana proses pembahasan kerja sama tersebut.

"Rencana kerja sama PTFI dengan perusahaan lain memang dibuka, dalam perjanjian. Ada dua anak kalimat penting yang kami gunakan sebagai acuan. Pertama, PTFI wajib membangun smelter baru. Kedua, boleh membangun sendiri, boleh bekerjasama," pungkas Ridwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×