Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SUMBAWA BARAT. Seiring kondisi kahar (force majeure) yang terjadi di PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) saat ini, perusahaan juga melakukan 'ikat pinggang' kencang terhadap pengeluarannya.
Bahkan, menurut Senior Manager Operation NTT Wudi Rahardjo, perseroan telah memangkas hingga 84% pengeluarannya agar dapat bertahan dalam kondisi kahar yang menyebabkan perseroan tidak dapat memperoleh penghasilan akibat tak adanya penjualan dan produksi.
"Umumnya jika beroperasi, pengeluaran perseroan bisa mencapai US$ 75 juta per bulan. Namun, sejak force majeure 6 Juni kemarin, perusahaan hanya mengeluarkan US$ 8 juta - US$ 12 juta per bulan," tutur Wudi.
Pengeluaran terbesar Newmont terdapat pada biaya pembelian bahan bakar, seperti solar, pembelian ban, hingga peledak. Namun, sejak berhenti operasi, penggunaan kendaraan merosot drastis. Jika dalam keadaan operasi normal, sekitar 111 unit truk beroperasi dalam sehari, kini hanya ada 8 unit truk untuk pemeliharaan.
Wudi bilang, pemeliharaan dilakukan agar saat mendapatkan izin ekspor, peralatan tambang siap beroperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News