Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Asal tahu saja, pendapatan PPRE hingga akhir 2021 diproyeksikan bisa mencapai Rp 3,2 triliun. Sedangkan laba bersih yang diestimasikan PPRE pada 2021 sebesar Rp 126,3 miliar.
Mengenai kontrak di segmen pertambangan, PPRE menggarap proyek di Weda Bay Nickel. Selain itu, saat ini PPRE juga melaksanakan proyek jasa tambang nikel di Morowali dengan kontrak produksi selama 3 tahun.
Selanjutnya, PPRE juga tengah menjajaki peluang untuk penambahan pekerjaan jasa pertambangan di Weda Bay Nickel, baik untuk mining development maupun mining contractor.
"PPRE juga sedang melakukan negosiasi untuk beberapa proyek jasa tambang lainnya di Sumatra, Kalimantan maupun Sulawesi," ungkap Benny.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) kantongi laba Rp 67,5 miliar hingga paruh pertama 2021
Untuk menopang kinerja pada tahun ini, PPRE menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 336 miliar. Capex itu dianggarkan untuk menambah kapasitas alat berat seiring dengan pertumbuhan perolehan proyek baru maupun peremajaan alat berat.
Penggunaan capex 50% dialokasikan untuk mendukung perolehan proyek-proyek mining services, 20% untuk civilwork, dan sisanya untuk pengembangan sistem IT maupun workshop.
"Adapun realisasi capex hingga Juli 2021 sebesar Rp 151 miliar atau 45% dari total capex yang dianggarkan," tutup Benny.
Selanjutnya: Keyakinan konsumen anjlok, konsumen kembali pesimistis terhadap kondisi ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News