Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) pasca melakukan restrukturisasi pada pertengahan Juni lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, demi mencapai sejumlah target ke depan maka ada kebutuhan dana yang cukup besar hingga enam tahun mendatang.
"Pertamina harus kembangkan bisnis enam tahun ke depan, kebutuhan capex US$ 133 miliar, dari internal bisa 47%. IPO jadi opsi juga," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Minggu (26/7).
Nicke melanjutkan, diantara opsi pencarian dana lewat IPO dan penerbitan global bond, Pertamina berpeluang besar memilih opsi IPO.
Nicke menjelaskan penerbitan global bond membuat Pertamina memiliki batasan sebab harus mengembalikan pinjaman. "IPO lebih fleksibel dan tidak harus kembalikan pokok dari pinjaman. Ada plus minus," ujar Nicke.
Ia pun mengungkapkan, berbagai perusahaan multinasional juga melakukan langkah IPO untuk pencarian dana. Ia mencontohkan, Petronas yang empat subholdingnya melakukan IPO, juga PTT hingga British Petroleum (BP).
Nicke menjamin rencana IPO bukan merupakan privatisasi sebab yang akan di IPO adalah anak usaha.
"Dalam UU BUMN No 19/2003 yang kami pahami adalah pelepasan saham negara ke publik, tidak ada privatisasi itu, kami tidak lepaskan saham Pertamina. Tidak berbenturan dengan pasal itu," tandas Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News