Reporter: Epung Saepudin | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Krisis rupanya memaksa peritel berhemat. Penghematan terbesar dilakukan dari biaya promo, baik melalui media massa atau melalui pemberian diskon. Riset Nielsen menemukan, belanja iklan untuk empat bulan pertama 2009 hanya mencapai Rp 32 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 40 miliar.
"Durasi promosi langsung menurun menjadi hanya empat minggu dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang bisa mencapai 13 minggu, terutama untuk produk minyak goreng," ujar Teguh Yunanto Direktur Pengukuran Ritel Nielsen Company di Jakarta, Selasa (16/6).
Sebaliknya, durasi yang lebih banyak justru terjadi pada produk mi instan yang pada kuartal pertama tahun ini naik menjadi delapan minggu dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tujuh minggu. Durasi promosi stabil terjadi pada bubuk deterjen dan perawatan kulit dengan waktu masing-masing selama sembilan minggu.
Nielsen juga mencatat, terdapat beberapa produk yang mengalami penurunan promosi. Antara lain produk susu bubuk dari semula sembilan minggu menjadi hanya lima minggu, shampoo dari 12 minggu menjadi tujuh minggu, dan pampers bayi dari 12 minggu menjadi delapan minggu.
Sementara itu salah satu peritel besar, Carrefour, mengaku tetap melakukan promosi produk mereka dengan intensitas tinggi meski krisis. "Promo tetap kami lakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali di media cetak dengan sirkulasi tertinggi di kota-kota di mana Carrefour berada," ujar Corporate Affairs Director Carrefour Indonesia Irawan Kadarman.
Irawan menjelaskan, tidak ada pengurangan biaya promosi yang dilakukan oleh Carrefour. Sayang, ia enggan berbagi nilai angka promosi yang sudah dilakukan Carrefour selama empat bulan terakhir. "Kami masih tetap dan belum mengubah biaya promosi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News