kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai ekspor industri pengolahan tumbuh 18,06%, kontribusinya kian besar bagi ekonomi


Minggu, 18 April 2021 / 09:50 WIB
Nilai ekspor industri pengolahan tumbuh 18,06%, kontribusinya kian besar bagi ekonomi
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Artinya, meskipun di tengah terpaan dampak pandemi Covid-19, sektor manufaktur di tanah air tetap agresif menembus pasar internasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Maret 2021, total nilai ekspor nasional sebesar US$ 48,90 miliar atau naik 17,11% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 41,76 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas menyumbang hingga 94,58% atau US$ 46,25 miliar dari total ekspor nasional sepanjang kuartal I-2021.

“Untuk industri pengolahan, pada Januari-Maret 2021, nilai ekspornya menyentuh US$ 38,96 miliar atau tumbuh 18,06% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Sektor manufaktur ini menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional, yakni sebesar 79,66%,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers di situs Kemenperin yang dikutip Kontan, Jumat (16/4).

Agus menjelaskan, perbaikan kinerja sektor industri di tengah masa pandemi terasa sejak awal tahun hingga bulan Maret. Indikasi tersebut tercemin misalnya dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada di level 53,2. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Baca Juga: Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2021 surplus US$ 1,57 miliar

“Kita belum pernah capai angka itu sebelumnya. Jadi, sangat wajar kalau hasil ini juga tercermin ke kinerja ekspor dan impor industri pengolahan,” tuturnya.

Pada Januari-Maret 2021, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 5,52 miliar. Pemerintah pun sangat memberikan apresiasi kepada para pelaku industri atas capaian gemilang ini, karena akan memacu pemulihan ekonomi nasional.

Di samping itu, peningkatan nilai ekspor di sektor industri sejalan dengan sasaran implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Data BPS juga menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memegang peranan terbesar terhadap capaian nilai ekspor nasional pada Maret 2021, dengan sumbangsih 80,84%. Di bulan ketiga tahun ini, nilai ekspor industri pengolahan mencapai US$ 14,84 miliar atau tumbuh 22,27% dari Februari 2021 dan naik 33,45% dari Maret 2020.

“Saya bersyukur melihat angka-angka positif tersebut. Sebab, ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang pemerintah ambil untuk mendorong recovery ini menuai hasil yang baik. Tentunya saya tidak ingin lengah, karena pemulihan butuh waktu,” jelas Agus.

Program vaksinasi massal juga dinilai memberikan tingkat kepercayaan kepada para pelaku industri sehingga dapat menggairahkan iklim usaha di tanah air.

“Setidaknya kita bisa bernapas lega. Dengan makin banyaknya vaksinasi dan penerapan PPKM yang sangat ketat, angka kasus Covid-19 bisa didorong turun, dengan sendirinya memberikan katalis bagi bergeraknya roda perekonomian,” tandas dia.

Baca Juga: BI sebut kinerja sektor manufaktur sudah berada pada fase ekspansi

Menperin mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk industri dalam negeri sehingga membantu perekonomian nasional, termasuk menghidupkan sektor Industri Kecil Menengah (IKM).

Sementara itu, Juru Bicara Menteri Perindustrian Febri Hendri memproyeksi bahwa tingginya tingkat kepercayaan pelaku industri dan masyarakat, termasuk mulai pulihnya ekonomi di berbagai belahan dunia, juga mendorong tingginya nilai ekspor Indonesia.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Kementerian Perindustrian akan berusaha mempertahankan tren positif ini, dengan insentif fiskal yang sudah ada melalui Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN). "Tidak menutup kemungkinan pemerintah akan meluncurkan insentif baru khususnya menyambut Lebaran ini,” ungkap dia.

Selanjutnya: Proyeksi BI, Kuartal Kedua 2021 Industri Manufaktur RI Masuk Fase Ekspansi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×