Reporter: Abdul Basith | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengintegerasikan kajian zonasi ke dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) dengan mengedepankan budidaya rumput laut.
"Rumput laut merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran dalam peningkatan pendapatan masyarakat pesisir," ujar Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosiadi Husaen Sayuti dalam siaran pers, Senin (18/9).
Hal tersebut diakui Rosiadi sebagai faktor yang membuat Pemprov NTB memasukkan rumput laut sebagai komoditas unggulan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rosiadi bilang salah satu program kerja dalam RPJMD Provinsi NTB tahun 2013-2018 yaitu program “PIJAR”, akronim dari Sapi, Jagung dan Rumput Laut.
Rumput laut diakui dapat meningkatkan ekonomi daerah. Hal tersebut dinilai Rosiadi saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen rumput laut terbesar. Oleh karena itu Rosiadi bilang penelitian dan perencanaan bisnis terkait budidaya rumput laut diperlukan saat ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam siaran pers yang sama juga mengungkapkan produksi rumput laut Indonesia terus meningkat. Slamet bilang rata-rata kenaikan sebesar 22,25% per tahun sedangkan nilai produksi rata-rata naik 11,80% per tahun.
Ekspor rumput laut Indonesiandinilai Slamet masih menjadi nomor dua dunia. Negara-negara utama pengimpor rumput laut asal Indonesia di antaranya Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Denmark, Jerman, Filipina, dan Vietnam.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan budidaya rumput laut dengan mendorong penggunaan bibit berkualitas. Hal tersebut juga akan mendorong produksi budidaya rumput laut. "”Berdasarkan data yang ada, rumput laut memiliki posisi yang sangat strategis," terang Slamet.
Slamet optimis produksi rumput laut akan mencapai target di 2017. Target produksi tahun 2017 sebesar 13,39 juta ton. Meningkatnyavproduksi diharapkan dapat menggenjot ekpsor rumput laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
