kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan ekspor rumput laut melonjak


Jumat, 08 September 2017 / 10:26 WIB
Permintaan ekspor rumput laut melonjak


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Ekspor produk rumput laut Indonesia masih menggiurkan. Ini tergambar dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ekspor rumput laut per Juli 2017 meningkat 20,88% atau senilai US$ 69,9 juta dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 57,6 juta.

Ketua Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (Aspperli) Arman Arfah mengatakan, tren ekspor rumput laut terus naik karena permintaan industri di luar negeri terus meningkat. Menurutnya, meskipun Amerika Serikat (AS) berencana mengeluarkan rumput laut dari kelompok makanan organik, tapi ekspornya tetap tinggi, karena kebutuhan besar.

"Berdasarkan hitungan kami, rata-rata kebutuhan rumput laut untuk pasar ekspor mencapai 200.000 ton per tahun," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (7/9).

Peningkatkan permintaan rumput laut di pasar global mendongkrak harga dalam negeri. Saat ini, rata-rata harga jual rumput laut jenis katonik sebesar Rp 12.000 per kilogram (kg) dan jenis flares sebesar Rp 9.000 per kg.

Rumput laut juga diminati industri dalam negeri. Rata-rata kebutuhan industri lokal sebesar 140.000 ton per tahun. Tapi, petani lebih tertarik mengekspor rumput laut karena harganya lebih tinggi dibandingkan di pasar lokal.

"Jadi seharusnya pemerintah juga mendorong agar industri dalam negeri mau membeli rumput laut dengan harga tinggi melalui pemberian insentif," ujarnya.

Bila tidak, maka ketika industri luar negeri menaikkan permintaan bahan baku, maka industri lokal akan keteteran. Pasalnya, industri luar negeri berani membeli dengan harga tinggi, sebab mereka mendapatkan insentif fiskal dari pemerintahnya. Sementara industri dalam negeri tidak mendapatkan kemudahan yang sama.

Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma'ruf juga bilang kebutuhan rumput laut di pasar ekspor masih besar. Akibatnya saat ini, menurut Farid, sekitar 80% produk rumput laut Indonesia di ekspor. Total produksi rumput laut tahun 2016 mencapai 11 juta ton dan tahun 2017 ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan produksi 13,4 juta ton.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo mengatakan, pemerintah terus mendorong produksi rumput laut agar ekspor bertambah. "Kami mendorong agar rumput laut menjadi komoditas unggulan ekspor," jelas Nilanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×