Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui anak usahanya PT Energi Infranusantara meneken perjanjian kerjasama dengan PT Carpediem Elektrikal Nusantara (CEN) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Sintang, Kalimantan Barat.
Kerjasama yang dilakukan keduanya merupakan bentuk dari pembiayaan investasi non anggaran APBN (PINA). Investasi pembangunan PLTBm tersebut ditaksir mencapai Rp 290 miliar. Penandatangan tersebut dilakukan di Bali, Sabtu (13/10) di sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.
PLTBm Sintang itu diprakarsai oleh PT Carpediem Elektrikal Nusantara (CEN). Proyek berkapasitas 10 megawatt (MW) itu diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik daerah Kalimantan Barat, sekaligus sebagai kontribusi dalam mendukung dan mengembangkan infrastruktur di bidang pembangkit listrik energi baru terbarukan.
Penandatangan kerjasama dalam bentuk PINA tersebut disaksikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan serangkaian penandatangan fasilitasi kerjasama investasi pada proyek-proyek lain.
“Pembiayaan alternatif non APBN adalah hal yang sangat elementer untuk menjadi efek pengungkit dalam pembangunan sektor prioritas. Kementerian PPN/Bappenas melalui unit KPBU dan PINA akan terus mendorong pembiayaan alternatif untuk pembiayaan proyek prioritas di berbagai bidang seperti infrastruktur, industri, perkebunan dan pertanian,” ujar Bambang dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (13/10).
PINA Center Bappenas berhasil memfasilitasi kerja sama investasi dengan perkiraan total nilai Rp 47 triliun rupiah yang terdiri dari dua kesepakatan kerja sama di bidang energi terbarukan senilai Rp 590 miliar, satu kesepakatan kerja sama di bidang perkebunan dengan nilai Rp 2 triliun, serta tiga kesepakatan kerja sama pengembangan jalan tol dengan perkiraan total nilai Rp 44,5 triliun.
Seperti diketahui, META saat ini memang tengah fokus mengembangkan bisnis pembangkit listrik energi terbarukan. Sebelumnya, lewat PT Energi lnfranusantara, perusahaan telah mengakuisi PLTBm di Siantan, Mempawah, Kalimantan Barat berkapasitas 15 megawatt (MW). Akuisisi tersebut dilakukan pada 16 Agustus 2018 lalu.
META mengambilalih 80% sagam PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari yaitu perusahan Independent Power Producer (IPP) yang membangun PLTBm Menpawah tersebut. PLTBm pertama di Kalimantan Barat itu telah beroperasi dan diresmikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas pada 24 September 2018.
PLTBm Siantan menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukan seperti cangkang kelapa sawit dan kayu, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.
Listrik yang dihasilkan PLTBm Siantan tersebut nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV) milik PLN sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke Sistem Khatulistiwa.
Saat ini, Sistem Khatulistiwa melayani pelanggan PLN di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang, dengan daya mampu rata-rata 341 MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW.
"Kami berharap peresmian PLTBm di sektor energi terbarukan ini dapat menjadi permulaan bagi kami untuk terus berpartisipasi dalam mendukung percepatan infrastruktur di Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak, sekaligus mendorong berbagai pihak agar dapat berkontribusi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di lndonesua," kata General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty kala itu.
Sementara, Direktur Utama PT RPSL Alverno Soenardji mengatakan, potensi sumber energi terbarukan di Kalimantan terutama biomassa, sangat besar. Itu berbanding lurus dengan luasnya lahan perkebunan sawit. Oleh karenanya, pemanfaatan cangkang sawit dapat digunakan sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik yang ramah lingkungan dengan harga yang murah dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News