Reporter: Mila Sari | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan menerbitkan surat utang melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan target dana maksimal Rp 1 triliun, dalam tahap I 2017 maksimal nilai obligasi yaitu Rp 500 miliar.
Head of Investor Relation Chandra Asri Petrochemical, Harry Tamin mengatakan bahwa nantinya dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan, ada pula penjamin pelaksana emisi obligasi ini yaitu PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas.
"Untuk dana yang Rp 500 miliar tersebut digunakan untuk membayar fasilitas pinjaman berjangka, mau kita lunasi sebagian dari outstanding utang kita," ujarnya pada KONTAN, Senin (27/11).
Ada pula yang bertindak sebagai pembeli awal dalam penawaran obligasi tersebut beberapa diantaranya terdapat Citigroup Global Markets Singapore Pte Ltd, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Singapore Branch.
Hingga saat ini Harry mengaku, bisnis Chandra Asri masih dalam tahap on track. Ia belum bisa menyebutkan bagaimana perkembangan bisnis di perusahaan tersebut sebab laporan keuangan bulan September masih dalam tahap audit.
Yang jelas menurutnya Chandra Asri optimistis dalam 2017 ini perusahaan tersebut mendapatkan hasil yang positif dan tentunya masih memiliki kemungkinan untuk terus menggenjot pertumbuhan baik dari sisi penjualan ataupun pendapatan.
Sejauh ini yang membedakan antara tahun 2016 dan 2017 di Chandra Asri adalah kondisi volume produksi, di mana pada tahun 2016 kapasitas meningkat hingga 43% peningkatan tersebut terjadi karena dua tahun sebelumnya Chandra Asri sudah melakukan penambahan kapasitas, namun sayangnya Harry enggan membeberkan peningkatan volume tersebut.
"Kalau di 2017 ini kita sudah bisa full running di awal tahun 2017. Secara volume produksi kita akan lebih bertumbuh dibanding tahu 2016," terangnya.
80% penjualan Chandra Asri dilakukan di domestik 20% berikutnya di ekspor ke negara Asia Tenggara. Ia mengatakan bahwa belum ada rencana memperluas pasar ekspor, sebab di Indonesia sendiri masih sangat kekurangan bahan baku plastik, bahkan dengan hadirnya Chandra Asri, permintaan pasar belum semuanya terpenuhi, ia akui bahwa permintaan terus meningkat.
Tahun lalu Chandra Asri menargetkan pendapatan mencapai US$ 1,9 miliar, maka untuk tahun ini, Harry memperkirakan akan tembus di angka US$ 2,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News