kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Oktober, harga sawit di petani turun


Kamis, 10 Oktober 2013 / 08:30 WIB
Oktober, harga sawit di petani turun
ILUSTRASI. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta milik?PT Bundamedik Tbk (BMHS).


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Curah hujan tinggi mempengaruhi kualitas panenan sawit. Dampaknya, harga tandan buah segar (TBS) petani di sejumlah daerah pada awal Oktober ini turun signifikan dibandingkan bulan lalu.


Asmar Arsjad, Sekretaris Jenderal Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengambil contoh di Medan dan Sumatera Utara pada umumnya. Pada bulan lalu, harga sawit di tingkat petani masih berada di kisaran Rp 1.400 per kilogram (kg).


Namun, pada awal Oktober ini, harga TBS petani hanya berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.100 per kg. "Penurunan harga terjadi mulai akhir September," kata Asmar kepada KONTAN, Rabu (9/10).


Selain karena kualitasnya turun gara-gara banyak hujan, harga sawit juga turun karena petani tak bisa jual langsung ke pabrik. Jika mereka bisa menjual langsung ke pabrik, petani bisa mendapatkan harga cukup tinggi, yaitu Rp 1.500 per kg.


Pada umumnya, pabrik-pabrik kelapa sawit tidak mau mengambil langsung TBS ke petani jika jumlahnya hanya sedikit, yaitu kurang dari satu ton. Karena itu, petani terpaksa menjual ke pengumpul atau koperasi. Menurut Asmar, satu truk milik koperasi, minimal muatannya 10 ton.


Faktor lain yang mempengaruhi harga TBS petani adalah harga crude palm oil atau minyak sawit mentah di Rotterdam. Jika harga CPO di Rotterdam turun, kata Asmar, otomatis harga di tingkat petani juga ikut turun.


Meski harga turun, Asmar mengaku petani masih untung dengan harga tersebut. Soalnya, biaya pokok untuk kelapa sawit sekitar Rp 800 per kg. Hanya, Asmar bilang petani tidak bisa menyisihkan biaya perawatan saat margin hanya Rp 200-Rp 300 per kg.


Asmar optimistis, ke depan harga TBS sawit di tingkat petani akan naik lagi. Sesuai siklus tahunannya, panenan sawit akan berlimpah pada akhir tahun dan awal tahun. Ia memprediksi dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan, harga bisa kembali ke Rp 1.450 per kg.


Apalagi, harga harga kelapa sawit petani di daerah lain, yaitu di wilayah Kalimantan masih cukup tinggi. Misalnya, di Palangkaraya, harga TBS saat ini masih berada di kisaran Rp 1.450 sampai Rp 1.500 per kg.


Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi minyak sawit mentah tahun ini akan mencapai 27,5 juta ton. Jika angka itu tercapai, maka, ada kenaikan sekitar 3,8% dari tahun 2012 yang sebanyak 26,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×