Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengatakan bahwa sejauh ini penyebaran Covid-19 varian Omicron masih belum berdampak secara signifikan terhadap kondisi usaha pusat perbelanjaan.
Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja menyatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia bersama dengan pemerintah dinilai sudah jauh lebih siap dalam menghadapi dan memitigasi penyebaran virus Omicron. “Covid-19 varian Omicron tidak berdampak terlalu berat terhadap kondisi usaha seperti pada saat Covid-19 varian Delta yang sebelumnya terjadi,” ujar Alphonzus kepada Kontan.co.id, Senin (17/1).
Kesiapan masyarakat dan pemerintah tersebut terhadap peningkatan omicron dinilai Alphonzus berdasarkan tingkat vaksinasi yang relatif sudah cukup tinggi. Pemerintah Indonesia menargetkan 70% dari populasi masyarakat sudah divaksinasi pada bulan Maret-April 2022.
Baca Juga: Menko PMK: Ada 3.923 kasus Covid-19 dari Kedatangan di Bandara Soetta pada Awal 2022
Alphonzus menambahkan, apalagi saat ini vaksinasi booster juga sudah mulai dilakukan dan BPOM juga sudah memberikan izin penggunaan darurat atas obat Molnupiravir. Dengan kondisi-kondisi tersebut maka jika terpaksa harus dilakukan pembatasan tentunya diharapkan tidak akan seberat pada saat sebelumnya.
Selain itu, protokol kesehatan yang diberlakukan di Pusat Perbelanjaan saat ini sudah sesuai ketentuan. APPBI menilai pusat perbelanjaan sudah mematuhi prokes yang ditetapkan yakni protokol wajib vaksinasi melalui aplikasi lindungi dan aturan ketat seperti pemeriksaan suhu tubuh, wajib masker, jaga jarak, cuci tangan dan sebagainya.
Semenjak terdampak pandemi, dari tahun ke tahun pusat perbelanjaan terus beranjak pulih. Tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan mengalami tren kenaikan terus sejak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran yang dimulai sejak awal Agustus 2021 lalu.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat 2022 Bisa Meningkat
Berdasarkan data APPBI, rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2021 lalu adalah sekitar 60% yang mana adalah lebih tinggi dari rata - rata tingkat kunjungan pada tahun 2020 yang hanya sekitar 50% saja dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Selanjutnya, APPBI memprediksi kondisi usaha pusat perbelanjaan akan mulai berangsur pulih normal pada paruh kedua tahun 2022 ini, sehingga rata - rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tahun 2022 ini akan mencapai berkisar 70%-80%.
“Saat ini para penyewa sudah mulai semangat kembali dan kepercayaan sudah mulai pulih untuk kembali memulai membuka usaha baru karena tren tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan yang terus meningkat,” terang Alphonzus.
Tren ini diperkirakan akan terus meningkat, sehingga tingkat okupansi pada tahun 2022 ditargetkan sekitar 80% yaitu naik sekitar 10% dari rata-rata tahun 2020-2021 sekitar 70%.
Baca Juga: Emiten Properti Optimistis Pendapatan Berulang Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News