kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Operator telekomunikasi bidik transaksi elektronik


Selasa, 26 Maret 2013 / 08:01 WIB
Operator telekomunikasi bidik transaksi elektronik
Promo JSM Hypermart 29 Oktober hingga 1 November 2021, nikmati banyak potongan harga.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Transaksi keuangan elektronik terus bertumbuh. Para operator telekomunikasi pun melirik potensi ini. Maklumlah, jumlah pengguna kartu
kredit atau pemilik rekening bank masih jauh lebih rendah dibandingkan pengguna ponsel.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), misalnya, menyiapkan dana Rp 30 miliar tahun ini demi mengerek transaksi keuangan elektronik dari 20
juta transaksi menjadi 40 juta transaksi per bulan.

Telkom akan memakai dana itu untuk menambah outlet. Emiten berkode saham TLKM ini menargetkan 100.000 outlet di 2013 yang bisa mengintegrasikan pelaku bisnis ke platform Telkom untuk transaksi keuangan secara elektronik. Konsep ini bernama Program IndiFinance (Indonesia Digital Finance).

Direktur Enterprise & Wholesale Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan 100.000 outlet itu adalah distributor pembayaran elektronik yang
meliputi biller, merchant dan channel (BMC). Biller adalah penyedia jasa yang menagihkan penggunaan jasa kepada pelanggan secara bulanan, seperti PLN, PDAM dan lain-lain.

Merchant adalah penyedia barang/jasa yang bertransaksi dengan para pembeli sewaktu-waktu, seperti apotek, toko, dan sejenisnya. Adapun
channel adalah mitra pengelola outlet layanan pembayaran maupun kirim/terima uang secara elektronik bisa berbadan hukum seperti koperasi, perseroan terbatas, toko ritel modern atau perorangan yang terintegrasi.

Di tahap awal, Telkom fokus memperbanyak channel dari sebelumnya 26.000 unit menjadi 94.500 unit. "Melalui channel inilah kami bisa membidik
langsung end-user, baik yang sudah memiliki rekening bank maupun yang belum," ujar Awaluddin.

Inti layanan ini ada dua macam, yaitu pembayaran (payment) dan kirim/terima uang menggunakan rekening bank atau tak menggunakan rekening bank (remittance).

Pada Maret nanti, Telkom melalui anak usaha Fin@Net akan meluncurkan kartu e-ticketing untuk kereta commuter line Jakarta (KCJ). Kartu e-ticketing mirip e-toll card. Telkom menargetkan volume transaksi 200.000 per hari. "Setelah dihitung, transaksi KCJ sebanyak 400.000 per hari. Ya, kami membidik 50% market share," kata Niam Dzikri, Business and Services Director Fin@Net. Di kuartal III, Telkom akan merilis kartu e-ticketing untuk bus damri.

Operator lain, PT XL Axiata Tbk juga terus mengembangkan layanan transaksi elektronik dengan brand XL Tunai. XL siap menambah jumlah merchant online. "Kami ingin nambah 100 merchant online di tahun ini. Sementara yang fisik sudah banyak, contohnya dengan Alfamart di seluruh
gerainya, kemudian restoran dan distro di Bandung," ujar Yessie D Yosetya, Senior GM M-Finance XL Axiata.

Saat ini, XL telah menggandeng 20 merchant online untuk e-commerce. XL Tunai ini menyediakan enam fitur, antara lain untuk membayar tagihan PLN, memesan tiket pesawat Garuda dan Lion Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×