Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) optimistis bisa mendapatkan izin ekspor dan siap mengirimkan 1,3 juta ton konsentrat tembaga sampai Desember 2025. Sebagian besar dari nilai penjualan dengan nominal fantastis ini akan dibagi untuk Indonesia.
Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas menyatakan saat ini izin ekspor masih dalam proses, dia yakin bisa mendapatkannya.
“Saya sih optimistis (dapat izin). Ekspornya itu (1,3 juta ton) kira-kira nilainya US$ 5 miliar dan bagian negara US$ 4 miliar,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025 di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Baca Juga: Menko Pangan Targetkan Bulog Punya Cadangan Beras 2 Juta Ton hingga Akhir Tahun
Tony menceritakan, saat ini kapasitas produksi PTFI tersisa 40% karena kondisi gudang penyimpanan (stockpile) yang sudah penuh. Adapun hasil produksi yang masih berjalan saat ini dijual ke PT Smelting yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Kelak mendapatkan izin ekspor dan pabrik bisa beroperasi normal pada minggu keempat bulan Juni 2025, Tony menyatakan, secara bertahap produksi akan naik 40% menjadi 100% di bulan Desember tahun ini.
Menurutnya, pencarian pembeli (buyer) konsentrat tembaga adalah hal yang mudah dilakukan. “Pasar tembaga sangat terbuka.Harganya sudah jelas lantaran mengacu pada London Metal Exchange (LME) dan reatment and refining charges (TC/RCs),” ujarnya.
Dalam catatan Kontan.co.id, sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batu Bara (Minerba), Tri Winarno mengatakan dari informasi yang diterima ESDM saat ini stockpile Freeport sudah penuh, meskipun telah melakukan beberapa kali maintenance.
Baca Juga: Menko Pangan Targetkan Cadangan Beras Bulog Capai 2 Juta Ton hingga Akhir Tahun
Menurut Tri, penekanan pada produksi tambang atau bagian undergroud adalah keputusan PTFI untuk memelihara produksi, sambil memperhitungkan kemampuan stockpile mereka.
"Kalau misalnya underground, dia kan kemarin sempat maintenance sampai produksinya turun 40%. Ya kalau mau naik (produksi), ya naik saja," jelasnya.
Di waktu berbeda, Vice President Corporate Communication Katri Krisnati mengatakan pengurangan produksi ini terpaksa dilakukan karena dua tempat stockphile milik mereka sudah penuh.
"Karena saat ini kapasitas penyimpanan konsentrat PTFI, baik di Amamapare, Papua Tengah maupun di Smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur sudah penuh," katanya.
Selanjutnya: Airlangga: Bank Emas Indonesia bisa Digunakan untuk Menabung Biaya Haji
Menarik Dibaca: Cara Jitu Mengatasi HP Lemot dan Mempercepat Kinerja HP Secara Instan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News