Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kosmetik dan personal care, PT Martina Berto Tbk (MBTO) masih menyimpan harapan agar dapat menumbuhkan kinerja bisnisnya di tahun ini. Beberapa strategi digunakan mulai dari menggenjot produk hand sanitizer hingga mendorong penjualan online.
Untuk produk hand sanitizer, Bryan David Emil, Direktur Utama MBTO mengakui bahwa perseroan akan memperhatikan peluang dari segmen produk tersebut. "Memang akan ada beberapa pengembangan dari 1-2 brand produk tersebut," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (3/10).
Dalam hal ini MBTO melakukan pengembangan produk yaitu dengan memproduksi hand sanitizer, hand gel, dan hand wash. Menggunakan nama merek seperti Quick N Fresh yang diproduksi MBTO dan juga Bright Clean yang diproduksi oleh PT Cedefindo, anak usaha perseroan.
Ke depannya manajemen bilang perseroan juga akan memproduksi FMCG yang berfokus pada produk Pembersih Rumah Tangga dan juga minuman kesehatan herbal. Di sisi lain, Bryan menegaskan MBTO juga akan terus memperkuat kategori skin care, body care, hair care, dan mewaspadai perilaku konsumen yang berdampak pada kategori make up.
Selain itu dari segi strategi marketing, perusahaan juga akan mengembangkan berbagai platform digital. Menurut Bryan penjualan MBTO lewat kanal online saat ini mampu tumbuh 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) menurunkan target pertumbuhan penjualan menjadi 3% tahun ini
Sayangnya manajemen enggan membeberkan lebih lanjut besaran penjualan lewat saluran digital tersebut, yang pasti kata Bryan jumlahnya masih belum terlalu besar. "Pokoknya super all out kami kejar untuk membantu penjualan walaupun tidak mudah mengganti penjualan produk-produk make up yang dijual offline online," ungkapnya
Dengan strategi tersebut, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan bersih tahun ini dikisaran 2%-3% dibandingkan tahun lalu. Mengutip laporan keuangan sepanjang semester I 2020, emiten dengan kode MBTO itu mencatatkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan.
Penjualan bersihnya menurun 31% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 167,34 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya MBTO membukukan penjualan hingga Rp 242,53 miliar. sementara itu, MBTO menanggung kerugian semester I 2020 menjadi Rp 43,99 miliar.
Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, kerugian MBTO tercatat lebih mini yaitu Rp 17,18 miliar. Kondisi inilah yang menyebabkan perusahaan merevisi target pertumbuhan bisnisnya.
Padahal di awal tahun ini MBTO sempat membidik target pertumbuhan antara 4,9% hingga 5%. Sementara untuk bottom line, Bryan berharap di sisa tahun ini MBTO bisa mencatatkan laba sehingga kerugian tahunan bisa menipis.
Selanjutnya: Sudah setengah abad, Martha Tilaar Group akan berinovasi untuk 50 tahun berikutnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News