CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.667   22,00   0,13%
  • IDX 8.635   23,30   0,27%
  • KOMPAS100 1.188   2,93   0,25%
  • LQ45 852   2,52   0,30%
  • ISSI 309   1,97   0,64%
  • IDX30 438   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 510   1,35   0,27%
  • IDX80 133   0,37   0,28%
  • IDXV30 139   0,20   0,14%
  • IDXQ30 140   0,33   0,24%

OSP Mulai Pembangunan Pabrik Sheet Pile Lokal di Kawasan Industri Jatake


Kamis, 04 Desember 2025 / 10:56 WIB
OSP Mulai Pembangunan Pabrik Sheet Pile Lokal di Kawasan Industri Jatake
ILUSTRASI. Oriental Sheet Piling (OSP) mulai membangun pabrik Heavy Gauge Cold-Forming di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. ?


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Oriental Sheet Piling (OSP), perusahaan patungan ArcelorMittal dan Oriental Castle, mulai membangun pabrik Heavy Gauge Cold-Forming di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. 

Fasilitas ini diproyeksikan menjadi pemasok sheet pile lokal yang dapat menekan ketergantungan impor, di tengah kebutuhan nasional yang mencapai sekitar 300 ribu ton per tahun.

Pabrik yang akan memproduksi cold-formed steel sheet pile ini diharapkan menekan ketergantungan impor yang selama dua dekade terakhir masih mendominasi pemenuhan permintaan dalam negeri. 

Dengan pasar sheet pile nasional yang diperkirakan mencapai 300 ribu ton per tahun, kapasitas awal pabrik OSP sebesar 24 ribu ton dinilai sebagai langkah awal menuju kemandirian pasokan.

Baca Juga: KTM Solutions Perkuat Komitmen Transformasi SDM

Komisaris OSP, GOH Kian Sin, mengatakan pendirian fasilitas baru ini menempatkan teknologi sebagai diferensiasi utama perusahaan. Dengan rekam jejak memproduksi lebih dari 100 ribu ton sheet piling di Tiongkok, OSP berupaya membawa kapabilitas tersebut ke Indonesia.

“Tujuan utama kami adalah memastikan konstruksi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/12).

Ia menambahkan, teknologi Heavy Gauge Cold-Forming yang dihadirkan akan menjadi landasan bagi pengembangan material konstruksi lain di masa mendatang.

CEO ArcelorMittal Projects Global, Johannes de Schijver, menilai groundbreaking ini sebagai tonggak penting perjalanan OSP yang telah hampir 30 tahun menjadi joint venture antara ArcelorMittal dan Oriental Castle.

“Fasilitas ini akan membantu Indonesia menghadapi permintaan yang terus berkembang untuk solusi fondasi baja,” katanya.

Johannes menegaskan komitmen ArcelorMittal untuk menghadirkan produk berstandar global, termasuk penerapan energi surya dan proses produksi rendah emisi guna menekan jejak karbon. 

Menurutnya, pendekatan ini penting agar industri baja Indonesia dapat bersaing di pasar yang semakin menuntut efisiensi dan keberlanjutan.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, menyebut pendirian pabrik ini sebagai langkah strategis mengurangi ketergantungan terhadap impor sheet pile. 

“Impor harus semakin diperkecil, ekspor lebih besar, sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh,” tegasnya.

Pemerintah melihat proyek ini mampu mendukung program peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), mengingat pabrik OSP akan menyerap sekitar 100 tenaga kerja serta membuka peluang transfer pengetahuan dari pemain global ke tenaga lokal.

Masuknya pemain dengan fasilitas produksi baru berpotensi mengubah peta persaingan sheet pile di pasar domestik. Ketersediaan produk lokal diharapkan menekan biaya logistik dan membuat pasokan lebih stabil untuk proyek-proyek infrastruktur besar, seperti bendungan, pelabuhan, dan penguatan kawasan pesisir.

Dengan investasi sekitar Rp60 miliar, proyek ini menunjukkan optimisme pelaku industri terhadap prospek jangka panjang pasar baja Indonesia, meski tekanan oversupply global masih menjadi tantangan.

Kehadiran pemerintah, akademisi, dan pelaku industri pada peresmian ini mencerminkan pentingnya proyek tersebut sebagai bagian dari agenda penguatan industri nasional. 

OSP diharapkan mampu menghadirkan rantai pasok yang lebih efisien, meningkatkan kapasitas manufaktur lokal, dan memperluas adopsi teknologi baja canggih di Indonesia.

Baca Juga: Geber Produksi Migas, Indonesia Butuh Penyempurnaan Kebijakan Fiskal Hulu Migas

Selanjutnya: PRUteksi Finansial: Prudential Ajak Mahasiswa Lebih Melek Keuangan di Era Digital

Menarik Dibaca: 6 Game Show Populer Korea yang Seru dan Mengasah Otak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×