kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.884   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.248   52,57   0,73%
  • KOMPAS100 1.113   8,19   0,74%
  • LQ45 884   7,22   0,82%
  • ISSI 221   0,85   0,39%
  • IDX30 453   4,01   0,89%
  • IDXHIDIV20 544   4,62   0,86%
  • IDX80 128   0,92   0,72%
  • IDXV30 135   0,84   0,63%
  • IDXQ30 151   1,45   0,98%

Pabrik anyar Trinitan Metals and Minerals (PURE) mulai dibangun Oktober 2021


Rabu, 05 Mei 2021 / 20:17 WIB
Pabrik anyar Trinitan Metals and Minerals (PURE) mulai dibangun Oktober 2021
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan mineral berteknologi hidrometalurgi oleh PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agenda proyek pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) berbasis teknologi hidrometalurgi STAL (Step Temperature Acid Leach) milik PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) sudah menunjukkan kemajuan. 

Rencananya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bakal melakukan finalisasi audit terkait teknologi STAL ini pada Kamis (6/5).

Direktur Utama PURE Petrus Tjandra mengatakan, proses finalisasi audit STAL oleh BPPT nantinya bakal dilanjutkan dengan tahap feasibility study yang rencananya kelar di bulan Mei ini. 

“Baru kemudian PURE akan memulai pembangunan smelter di KEK Palu. Rencananya pada bulan Oktober 2021,” kata Petrus kepada Kontan.co.id, Rabu (5/5).

Seperti diketahui, teknologi STAL merupakan teknologi pengolahan mineral secara hidrometalurgi yang dikembangkan oleh TMM dan dimiliki oleh anak usaha PURE, yaitu  PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI). 

Teknologi ini diklaim mampu mengkonversi bijih nikel laterit berkadar rendah menjadi Pregnant Leach Solution (PLS) dalam waktu 4 jam, serta dapat diolah ke produk lanjutannya seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Baca Juga: Trinitan Metals (PURE) buat program Green+ untuk tata kelola nikel ramah lingkungan

 

Sebelumnya, PURE bersama Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan finalisasi pengujian teknologi STAL pada 6 April silam. Dari pengujian itu, diperoleh kesimpulan bahwa teknologi STAL dapat menghasilkan recovery nikel dan kobalt pada rentang 87-94% Ni dan 90-95% Co.

Rencana PURE untuk mengawal proyek pabrik pengolahan dan pemurnian mineral berbasis teknologi hidrometalurgi STAL tidak terlepas dari optimisme perusahaan dalam melihat prospek bisnis nikel.

“Kami melihat prospek bisnis nikel akan terus menguat, seiring dengan meningkatnya permintaan pasokan nikel sebagai bahan baku baterai litium untuk kendaraan listrik,” papar Petrus.

Lebih lanjut, dia memastikan bahwa PURE menjadikan aspek ESG (Environmental, Social, Governance) sebagai prioritas dalam rencana pengembangan teknologi hidrometalurgi STAL. Hal ini juga sekaligus untuk mengakomodir keinginan para investor yang menjadikan aspek ESG sebagai syarat utama dalam berinvestasi. 

PURE melalui entitas anak perusahaannya, PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI) telah menginisiasi Green+ Program, yang berfokus pada aspek ESG, dan akan menjamin/mensertifikasi bahwa teknologi STAL sudah memprioritaskan lingkungan hidup dalam pengoperasiannya, untuk mencapai ekonomi rendah karbon, berdaya bahan dan sumber daya yang efisien,” pungkas Petrus. 

Selanjutnya: Pengujian selesai, teknologi STAL disebut sebagai terobosan pengolahan mineral

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×