kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.230   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.177   -26,94   -0,37%
  • KOMPAS100 1.045   -4,38   -0,42%
  • LQ45 805   -3,08   -0,38%
  • ISSI 231   -0,54   -0,23%
  • IDX30 418   -1,22   -0,29%
  • IDXHIDIV20 487   -3,20   -0,65%
  • IDX80 118   -0,47   -0,40%
  • IDXV30 119   0,08   0,07%
  • IDXQ30 134   -0,62   -0,46%

Pabrik beroperasi, Basuki Rachmat genjot produksi


Kamis, 04 Desember 2014 / 10:50 WIB
Pabrik beroperasi, Basuki Rachmat genjot produksi
ILUSTRASI. Kinerja emiten jalan tol diprediksi meningkat. Salah satu ditopang pertumbuhan pendapatan jalan tol pada mudik Lebaran 2023.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Produsen kertas PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) mulai  bangkit. Perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik barunya bernama Paper Machine 3 (PM 3) memproduksi kertas industri packaging grade 112-150 gsm dengan kapasitas 260.000 ton kertas per tahun. 

Rizalsyah Riezky, Direktur Keuangan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, mengatakan, pabrik PM 3 yang sebelumnya disebut PM 2, sudah beroperasi komersial sejak Desember 2014.  Adapun pabrik PM3 ini berada di Banyuwangi, Jawa Timur. "Sebelumnya, KBRI hanya memproduksi kertas dari pabrik PM-4,” kata Rizal, Rabu (3/12). 

Sampai September 2014, emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode KBRI ini baru bisa produksi 800 ton dari total kapasitas pabrik sebesar 18.000 ton. Rizal bilang, produksi turun karena banyak karyawan fokus melakukan uji coba pabrik PM-3.

KBRI merencanakan pembangunan pabrik PM-3 sejak tahun 1994. Namun, pabrik ini baru terealisasi tahun 2014 setelah KBRI mendapatkan pinjaman dari tiga bank. Yakni Bank BNI, Indonesia Eximbank dan Bank QNB Kesawan dengan nilai U$ 60 juta plus opsi menambah US$ 10 juta. Untuk investasi mesin PM-3 ini, KBRI merogoh belanja modal US$ 45 juta. 

Adanya pabrik baru, KBRI berharap bisa menyumbang sedikit pendapatan 2014. Dalam hitungan Rizal,  pendapatan 2014 bisa naik 10% menjadi Rp 12,1 miliar dari periode yang sama 2013 sebesar Rp 11 miliar. Hanya saja, sampai kuartal III-2014, pendapatan KBRI baru Rp 1,72 miliar dengan kerugian Rp 20,8 miliar. 

Untuk pabrik lama, yakni PM-4 diharapkan bisa produksi maksimal 18.000 ton setahun. Sedangkan pabrik barunya PM 3 diproyeksikan bisa produksi 195.000 ton dari kapasitas 260.000 ton pada 2015. "Kapasitas produksi akan penuh pada tahun 2016. Setelah itu, kami akan menambah kapasitas lagi," kata dia. 

Setelah tahun ini fokus menambah kapasitas produksi, pada 2015 nanti, KBRI akan fokus melakukan pemeliharaan mesin pabrik. Karenanya manajemen mengalokasikan  belanja modal US$ 1 juta - US$ 2 juta pada tahun depan.

Selanjutnya KBRI akan merambah pasar ekspor. Negara yang akan dituju terutama di kawasan ASEAN, seperti Malaysia dan Vietnam. Hanya saja manajemen KBRI belum memperinci berapa target porsi ekspor.

Yang jelas manajemen ingin memanfaatkan momen pelemahan rupiah untuk jualan di luar negeri. Dengan demikian mereka mendapat penghasilan dollar, untuk membayar utang dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×