Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ricky Putra Globalindo Tbk mulai mengoperasikan pabrik yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah. Tahap awal, kapasitas produksi belum maksimal, karena masih tahap percobaan.
Pabrik hasil relokasi dari Bogor ini memiliki kapasitas produksi hingga 5.000 lusin per bulan. "Pabrik di Jawa Tengah belum terlihat perkembangan yang signifikan karena sekarang masih melatih operatornya," kata Tirta Heru Citra, Direktur Ricky Putra Globalindo kepada KONTAN, Senin (4/12).
Masih minimnya produksi pabrik tersebut, membuat penyerapan pekerja oleh emiten berkode saham RICY di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini baru sebanyak 100 orang. Catatan KONTAN, bila sudah beroperasi penuh pabrik yang menelan investasi sebesar Rp 1 miliar ini dapat mempekerjakan 300 orang.
Sekadar catatan, status pabrik TegalĀ Ricky Putra adalah sewa selama tiga tahun. Guna mendukung operasional pabrik, Ricky Putra memanfaatkan mesin produksi pakaian dalam cadangan sebanyak 300 unit yang diambil dari pabrik lama di Bogor.
Selain di Tegal, Ricky Putra tercatat mempunyai dua pabrik lain. Lokasinya berada di Cicalengka, Bandung dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 bales yarn per tahun. Serta pabrik yang berlokasi di Citerup, Bogor yang mampu memproduksi 30.000 potong pakaian dalam pria. "Pabrik lama tetap beroperasi normal," jelas Tirta.
Belum merevisi target
Meski industri benang domestik masih kusut, Ricky Putra belum mengubah target di tahun ini. Perusahaan ini tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% hingga akhir tahun ini.
Mengutip laporan keuangan Ricky Putra hingga kuartal III-tahun 2017, penjualan neto perusahaan ini sebesar Rp 1,09 triliun. Jumlah ini naik ketimbang tahun lalu sebesar Rp 818,11 miliar.
Namun rugi kurs menyebabkan Ricky Putra mengalami kerugian bersih. Sehingga di kuartal III-2017 kerugian bersih Ricky Putra tercatat Rp 2,18 miliar. Padahal tahun lalu, Ricky Putra mampu meraup laba bersih sebesar Rp 8,25 miliar. "Selisih kurs kita tidak bisa kendalikan karena sangat tergantung faktor eksternal," jelas Tirta.
Perlu diketahui, selama ini Ricky Putra telah bekerjasama dengan beberapa brand internasional. Contohnya, pesanan pembuatan hang tag dan label dari merek Uniqlo, Adidas dan Mizuno.
Pesanan Ricky Putra untuk pengerjaan order tersebut mencapai 1 juta pieces setiap bulan. Adapun nilaimya berkisar Rp 1,7 miliar per bulannya. "Kita yakin tercapai target 2017 ini dan kita selalu optimis tahun depan lebih baik dari tahun ini," kata Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News