kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pacu Produksi, Timah (TINS) Akan Gelontorkan Investasi Ratusan Miliar


Minggu, 24 Desember 2023 / 16:20 WIB
Pacu Produksi, Timah (TINS) Akan Gelontorkan Investasi Ratusan Miliar
ILUSTRASI. Masih tunggu restu pemegang saham, TINS ingin gelontorkan investasi ratusan miliar tuk pacu produksi


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berencana menggelontorkan investasi Rp 800 miliar tahun depan. Angka tersebut rencananya untuk membiayai sejumlah hal, termasuk di antaranya peremajaan alat pertambangan sekitar Rp 400 miliar demi memacu produksi.

Sumber pendanaannya campuran. Sebagian dari kas internal, lalu juga dari pendanaan eksternal seperti pinjaman perbankan dan lembaga keuangan. Namun, niatan tersebut masih menunggu restu dari pemegang saham. 

In total secara keseluruhan termasuk pengembangan bisnis kita yang lain, bisnis baru, In total sekarang yang masih berjalan ya, yang masih dalam proses approval oleh pemegang saham, itu kurang lebih Rp 800 miliar angkanya,” ungkap SVP Strategic Management, Research, and Business Development PT Timah Tbk, Daswir Syarif ketika ditemui di sela acara diskusi Indonesia Mineral and Energy Conference yang digelar Aspebindo, Selasa (19/12).

Baca Juga: Produksi TINS Terhambat Pasokan Bijih

Niatan TINS, perusahaan ingin mengejar produksi bijih timah sekitar 30.000-40.000 ribu ton tahun depan. Volume produksi output olahan berupa logam timahnya direncanakan mencapai dengan volume tonase yang kurang lebih serupa. Ini dengan asumsi tingkat recovery smelter sekitar 99%.

Manajemen TINS telah mengajukan rencana-rencana produksi ini dalam permohonan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan masih menunggu hasil evaluasinya.

“Lagi proses. Sebenarnya kami pede (percaya diri) sih, karena memang pemegang saham yakin bahwasannya produksi itu bisa dicapai. Tentunya dengan beberapa bantuan juga tadi (dukungan aparat penegak hukum untuk mengatasi masalah penambangan tambang ilegal),” tutur Daswir.

Target produksi yang dimohonkan dalam pengajuan RKAB melampaui realisasi produksi TINS beberapa tahun terakhir. Menukil Laporan Tahunan perusahaan, realisasi produksi bijih timah TINS dalam 3 tahun terakhir menunjukkan tren penurunan, yakni sebesar 39.757 ton di 2020, lalu turun berturut-turut menjadi 24.670 ton di 2021, dan 20.079 ton di 2022.

Sementara itu, realisasi produksi logam timah TINS secara berturut-turut dalam 3 tahun terakhir adalah sebesar 45.698 ton di 2020, 26.465 ton di 2021, lalu 19.825 ton di 2020.

Menurut catatan Kontan.co.id, tren penurunan produksi juga berlanjut di sembilan bulan pertama tahun ini. TINS merealisasikan produksi bijih timah sebanyak 11.201 ton, menyusut 23% dibanding realisasi produksi periode sama tahun 2022 yang mencapai 14.502 ton. 

Setali tiga uang dengan produksi bijih timah, produksi logam timah juga turun 18% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula 14.130 ton di Januari-September 2022 menjadi 11.540 ton di Januari-September 2023. 

Kinerja volume penjualan logam timah TINS sama belaka. Tercatat, realisasi volume penjualan logam timah turun 28% YoY dari semula 15.325 ton di Januari-September 2022 menjadi 11.100 ton di Januari-September 2023. 

Menurut Daswir, penurunan tersebut terjadi lantaran sejumlah hal. Salah satu biang kerok utamanya yakni masih maraknya penambangan timah secara ilegal.

 

“Kemudian, kita Alat-alat produksi kita hari ini memang belum bisa menjangkau cadangan yang kedalamannya di atas 60 meter. 50 sampai 60 meter. Jadi kita perlu melakukan investasi peralatan dan teknologi baru untuk menambah penambangan yang lebih dalam,” terang Daswir.

Tapi, Daswir optimistis, kendala-kendala yang semula menekan kinerja produksi di tahun 2023 bisa dimitigasi tahun depan, salah satunya lewat peremajaan alat pertambangan dan investasi teknologi peralatan terbaru yang bisa menembus kedalaman hingga 50-60 meter.

“Kemudian kami juga meminta dukungan juga dari aparat penegak hukum untuk melakukan pengamanan wilayah kita secara masif, supaya nanti penampungan-penampungan ilegal yang terjadi di sekitar IUP kita bisa ditanggulangi,” tukas Daswir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×