Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memproyeksikan dapat mulai mencatatkan kinerja positif secara bertahap pada semester II 2022. Hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pasca meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022 lalu.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan, proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada bulan Mei 2022 lalu berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.
"Capaian itu menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/7).
Secara umum, Irfan berpendapat bahwa walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, performa profitabilitas yang mulai diperoleh perseroan.
Baca Juga: Rugi Bersih Garuda Indonesia (GIAA) Membengkak 70,25% di Tahun 2021
Menurutnya, hal itu tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda ke depannya.
"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi," katanya.
Optimisme tersebut yang terus diselaraskan dengan permintaan dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat. Oleh karenanya perseroan optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta ke depannya dapat segera membukukan profit.
Irfan melanjutkan, tahun 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda.
"Dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan di tahun 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," sebutnya.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Akan Membuka Dua Mal di Karawang dan Bandung
Menilik laporan keuangan tahun 2021, GIAA secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,33 miliar atau turun 10,43% dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2020 lalu. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,04 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$ 88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$ 207 juta.
Namun, Garuda turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03% menjadi US$ 2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.
Terlepas dari tekanan kinerja usaha, Irfan berpandangan bahwa secara fundamental operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi di antaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38% dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020.
Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha yang berada di kisaran 24,85% dibandingkan dengan pendapatan kargo di tahun 2020 sebesar 17,74%.
Sepanjang tahun 2021, GIAA telah melayani 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21% dibandingkan dengan tahun 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter.
"Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukkan pertumbuhan menjanjikan ke depannya," kata Irfan.
Sepanjang tahun 2021, Garuda secara group berhasil mempertahankan konsistensi jumlah penumpang di angka sekitar 10,9 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu. Konsistensi tersebut dinilai menjadi sebuah fundamen kinerja operasional Garuda yang positif.
Dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Garuda juga melakukan sejumlah langkah strategis dalam memastikan langkah pemulihan kinerja imbas penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan.
Langkah tersebut yang dilakukan melalui langkah restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang dan jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya.
Selain itu, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News