kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pada Tahun Ini, Gunung Raja Paksi (GGRP) Yakin Pasar Ekspor Tetap Stabil


Selasa, 20 Februari 2024 / 13:55 WIB
Pada Tahun Ini, Gunung Raja Paksi (GGRP) Yakin Pasar Ekspor Tetap Stabil
ILUSTRASI. Suasana pabrik baja PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) di Cikarang, Bekasi, Rabu (28/12/2022).


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) tetap optimistis pasar ekspor perusahaan akan tetap stabil di tahun 2024. Hal ini mengingat kinerja ekspor GGRP yang memiliki stabilitas baik selama kurun waktu empat tahun terakhir. 

Presiden Direktur GGRP Fedaus menyampaikan, pihaknya optimistis kinerja ekspor tahun ini stabil, lantaran pasar yang dijangkau telah meliputi lebih dari 30 negara, termasuk Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. 

“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan jangkauan pasar kami, dan pada tahun 2024, kami berharap dapat memasuki pasar Eropa,” ungkap Fedaus, kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa industri baja dan besi di Indonesia masih diterpa oleh sejumlah tantangan. 

Baca Juga: Bermitra dengan Thales dan SpaceX, Telkom (TLKM) Akan Luncurkan Satelit Merah Putih 2

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor besi dan baja turun 6,82% menjadi US$ 2,28 miliar pada November 2023, dari nilai ekspor Oktober 2023 sebesar US$ 2,45 miliar. Sedangkan, secara tahunan turun 2,19% dari US$ 2,33 miliar pada November 2022. 

Fedaus menerangkan, di tahun 2024, industri baja nasional perlu memperhatikan beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan penurunan ekspor besi dan baja. Salah satunya adalah ketergantungan konsumsi baja dunia pada pertumbuhan konsumsi baja Tiongkok, yang kini mencapai lebih dari 50% dari total konsumsi baja global. 

Selain itu, volatilitas dan ketidakpastian terkait dengan konflik regional, seperti yang terjadi di Rusia dan Ukraina, Israel dan Palestina, serta daerah lainnya, juga perlu mendapat perhatian.

Tidak hanya itu, kesadaran konsumen internasional terhadap produk dengan emisi karbon rendah juga menjadi tantangan bagi prospek ekspor besi dan baja di masa mendatang. 

“Dalam konteks ini, tidak semua industri baja nasional mampu memenuhi standar tersebut, yang dapat menjadi hambatan bagi upaya ekspor di masa mendatang,” tambahnya. 

Atas dasar hal tersebut, Manajemen GGRP menilai perlunya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, untuk meningkatkan dukungan terhadap inisiatif dan investasi dalam teknologi ramah lingkungan di sektor baja. 

Langkah-langkah ini meliputi insentif pajak untuk peningkatan efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon, serta dukungan untuk riset dan pengembangan teknologi hijau yang membantu industri baja nasional menghadapi tantangan ini dan memperkuat posisi dalam pasar global.

Baca Juga: Tahun 2024, Jaya Swarasa Agung (TAYS) Perluas Pemasaran Produk di Jabar

Secara keseluruhan, pada tahun ini GGRP mengincar pertumbuhan kinerja keuangan dibandingkan tahun 2023. Namun sayang, Fedaus tak memerinci berapa angka pertumbuhan yang diincar di 2024. 

“Kami juga mengakui adanya risiko dari kondisi geopolitik dan agenda pemilu 2024 yang dapat memengaruhi kinerja kami. Kami akan terus memantau faktor-faktor seperti supply and demand, harga, kondisi perekonomian, serta faktor-faktor lainnya yang dapat memengaruhi prediksi penjualan baja GGRP hingga akhir tahun 2024,” tandasnya. 

Sebagai tambahan, sampai dengan kuartal III-2023, GGRP mengantongi penjualan bersih sebesar US$ 537,4 juta atau menurun 34,6% dari periode yang sama sebelumnya sekitar US$ 723,2 juta. Sementara laba bruto yang dikantongi yakni US$ 59,7 juta. 

Adapun perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar US$ 5,5 juta, beban umum dan administrasi US$ 18,8 juta, beban atau biaya keuangan US$ 9,6 juta. Sehingga laba bersih yang dicatatkan US$ 22,06 juta di kuartal III-2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×