Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengharapkan adanya mekanisme subsidi pakan ikan. Pasalnya, pakan ikan merupakan salah satu modal penting pembudidaya untuk mengerek produksinya.
“Sekitar 60%-80% produksi ikan itu bersumber dari pakan,” kata Syamsudin, Sekretaris Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP di Jakarta, Kamis (30/9).
Syamsudin bilang, banyak faktor yang membuat pakan harus disubsidi terutama pakan ikan. Salah satunya, harga komoditi pangan dunia, seperti kedelai yang merupakan bahan baku penting bagi pakan ikan, makin meningkat. “Kita tahu harga kedelai saat ini jadi rebutan untuk manusia dan juga untuk ikan sehingga harganya terus mengalami kenaikan,”: kata Syamsudin.
Agar pakan tersebut tidak mengalami kenaikan, KKP juga sudah berusaha untuk menurunkan harganya dengan membebaskan PPN untuk impor. Asal tahu saja, hampir 70% dari komponen paka ikan berasal dari impor. Walaupun Sudah dibebaskan PPN, tetapi tidak ampuh menurunkan harga pakan ikan. “Ternyata tidak cukup kuat menurunkan haraga,” kata Iskandar Ismanadji, Direktur Produksi Perikanan Budidaya KKP.
Syamsudin saat ini sedang menghitung bagaimana cara dan mekanisme pemberian subsidi untuk pakan tersebut. Menurutnya, harus ada jurus ampuh untuk menerapkan subsidi pada pakan sehingga tidak disalahgunakan atau salah sasaran. “Usulan ini akan kami sampaikan, karena pupuk disubsidi masa pakan tidak,” harapnya.
Jika pakan disubsidi, maka Syamsudin memperkirakan Saat ini harga rata-rata pakan ikan dijual Rp 6000 – Rp 7000 per kg. Jika harga pakan itu dijual lebih murah, maka akan menimbulkan semangat dari pembudidaya untuk tetap berusaha dan mengembangkan budidayanya. “Karena ada selisih dari harga pakan bisa digunakan untuk mengembangkan usahanya,” kata Syamsudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
