kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.404.000   -3.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.687   12,00   0,07%
  • IDX 8.633   -7,44   -0,09%
  • KOMPAS100 1.183   -6,87   -0,58%
  • LQ45 847   -6,48   -0,76%
  • ISSI 308   -1,78   -0,58%
  • IDX30 440   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 513   0,38   0,07%
  • IDX80 132   -0,90   -0,67%
  • IDXV30 141   0,28   0,20%
  • IDXQ30 141   0,20   0,14%

PAL Indonesia terkena imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS


Jumat, 03 Agustus 2018 / 19:28 WIB
PAL Indonesia terkena imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS
ILUSTRASI. PT PAL Indonesia


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PAL Indonesia (Persero) tidak terlalu terpengaruh terhadap dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut lantaran belum ada kontrak baru yang didapat.

“Pembangunan kapal baru masih delay, kontrak-kontrak yang kita targetkan akan ditandatangan pada semester I-2018 sementara ditunda, jadi saat ini kami masih menyelesaikan proyek-proyek sebelumnya,” kata Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Dampak pelemahan rupiah ini tidak terlalu mempengaruhi beban PT PAL Indonesia lantaran tidak ada komponen yang harus diimpor. Meski begitu, PT PAL ternyata harus melunasi hutang masa lalu yang harus dibayar menggunakan dollar AS.

“Kita punya angsuran pengembalian utang masa lalu, pendapatan kita dalam rupiah dan kita harus mengembalikan dalam dollar (AS). Beban untuk mengembalikan utang ini besar sekali, untuk semester I-2018 sementara kita masih rugi karena kena kurs tadi,” jelasnya.

Dia bilang, upaya untuk menghadapi pelemahan rupiah ini PT PAL juga harus menggiatkan pasar ekspornya. Dari luar negeri, permintaan perolehan kapal berasal dari segmen LPD Class, KCR, Container Shop, Ferry Roro, kapal tanker dan kargo, pasar ekspor PT PAL dari Thailand, Malaysia, dan Filipina. “Upaya untuk jangka pendeknya kita lakukan hedging,” jelas Irianto.

Sementara untuk dampak pelemahan rupiah terhadap pembangunan kapal sendiri dinilai tidak terlalu dirasakan karena belum adanya kontrak baru dan tidak ada komponen yang haruas diimpor. Irianto menyampaikan apabila ada kontrak yang didapat, PT PAL tidak akan menaikkan harga.

“Natural saja, kita tidak berani menaikkan harga karena nanti akan mempengaruhi permintaan, jadi kalau rupiah terus melemah paling margin kita yang kena,” tuturnya.

Irianto mengatakan PT PAL menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun pada 2018, sampai semester I-2018, realisasi pedapatan masih 23%. “Belum ada kontrak yang ditanda tangan,“ ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×