Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kemasan plastik PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) menargetkan pendapatan tumbuh 10% - 15% pada 2023. Sementara itu, pendapatan pada tahun 2022 lalu diproyeksikan mencapai Rp 5 triliun.
Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim mengatakan, target pertumbuhan itu sejalan dengan prospek penjualan kemasan plastik yang masih menjanjikan di tahun ini.
"Terutama permintaan dari sektor makanan dan minuman, laundry pakaian, pasar tradisional, UMKM serta online food delivery yang diperkirakan terus tumbuh," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).
Baca Juga: Panca Budi Idaman (PBID) Berharap Kinerja Bisnis Tahun Depan Semakin Moncer
Dari segi produk, Panca Budi Idaman memproduksi kantong plastik Polyethylene (PE) merek Tomat yang memiliki ciri-ciri elastis, agak buram dan transparan, tidak tembus cairan khususnya minyak dan santan, hingga higienis.
Selain itu, Panca Budi Idaman juga memiliki produk kantong plastik Polypropylene (PP), kantong plastik High Density Polyethylene (HDPE), hingga Heavy Duty Sacks.
Lebih lanjut, Panca Budi Idaman juga akan melanjutkan langkah ekspansi penetrasi pasar ke Jawa Timur dan Indonesia Timur pada tahun ini.
Strategi lainnya, perseroan juga berupaya akan meningkatkan kualitas produk dan layanan, meningkatkan inovasi produk dan diversifikasi produk, efisiensi biaya operasional, hingga meningkatkan brand value.
Menurutnya, perseroan masih akan berfokus pada penjualan di domestik. Hal ini lantaran permintaan lokal masih cukup tinggi. Sehingga perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan pelebaran pasar ke luar negeri.
Baca Juga: Panca Budi Idaman (PBID) Prediksi Raih Pertumbuhan Penjualan 10%-15% pada 2023
Sebagai tambahan, hingga kini Panca Budi Idaman mengoperasikan sebanyak 11 pabrik. Pabrik tersebut tersebar di berbagai kota yakni 4 di Tangerang, 1 di Pemalang, 1 di Sumatera Utara, 3 di Solo, 1 di Cilegon dan 1 di Johor Malaysia.
Dari sisi kinerja keuangan, per kuartal III-2022, penjualan bersih PBID meningkat 17,96% year one year (YoY) menjadi Rp 3,81 triliun. Sementara, laba bersih emiten tersebut turun 15,57% (YoY) menjadi Rp 270,82 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News