kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi corona, permintaan sepeda di dalam negeri justru malah melonjak


Minggu, 14 Juni 2020 / 10:56 WIB
 Pandemi corona, permintaan sepeda di dalam negeri justru malah melonjak
ILUSTRASI. Penjualan Sepeda Meningkat: Suasana sebuah gerai penjualan sepeda di Jakarta Selatan, Kamis (11/6). Pandemi Covid-19 menyebabkan banya warga masyarakat berburu sepeda sebagai alat olahraga. Hal tersebut dikarenakan dengan bersepeda kesehatan terjaga serta


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (covid-19) yang mewabah di Indonesia sejak  Maret 2020 lalu menjadi pukulan berat bagi sebagian industri manufaktur. Skala prioritas yang bergeser dalam pengeluaran konsumen  di tengah kondisi yang serba sulit disinyalir menjadi biang kerok melemahnya permintaan sejumlah barang pabrikan manufaktur. Namun siapa sangka, fenomena ini justru menghasilkan dampak yang sebaliknya bagi industri sepeda di dalam negeri.

Permintaan sepeda dikabarkan melonjak di tengah merebaknya wabah pandemi corona (covid-19). Gejala ini dirasakan oleh sejumlah produsen sepeda lokal di dalam negeri. Chief Executive Officer PT Roda Maju Bahagia (RMB), Hendra mengaku mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga sebanyak dua kali lipat bila dibandingkan hari bulan-bulan biasanya.

Walhasil, belum genap enam bulan, produsen sepeda yang memproduksi sepeda merek Element MTB, police bike, Camp, Ion, dan Capriolo sudah berhasil mengantongi sekitar 50% realisasi penjualan dari total target volume penjualan yang ingin dikejar pada tahun ini di bulan kelima. Adapun target penjualan yang ingin dikejar oleh RMB adalah sebesar 300.000 unit sepeda hingga tutup tahun nanti.

Baca Juga: AISI memproyeksi penjualan sepeda motor tahun ini turun hingga 45%

Menurut Hendra, tren kenaikan permintaan sudah mulai dirasakan oleh RMB selang beberapa minggu pasca pemberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Tren kenaikannya pun cukup merata, dimulai dari Jakarta kemudian diikuti oleh beberapa kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Diakui Hendra, permintaan sepeda yang melonjak pasca penerapan PSBB jauh bertolak belakang dengan prediksi RMB. Sebelumnya, RMB sempat memprediksi permintaan bakal melesu seiring mewabahnya pandemi.

“Bulan Mei ini kami hanya berdagang selama 20 hari karena adanya hari libur Lebaran dan tanggal merah. Tapi kalau melihat angka penjualannya, realisasi penjualan di bulan Februari menjadi seperti tidak ada apa-apanya,” ungkap Hendra kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/6).

Pengalaman serupa juga turut dialami PT Insera Sena, pemilik merek sepeda Polygon. Brand Director PT Insera Sena William Gozali berujar, pihaknya sudah mulai merasakan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020 lalu.

Namun demikian, lonjakannya memang baru menukik drastis setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Dugaan William, hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat oleh sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah. Terlebih, penerapan new normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi alternatif yang aman digunakan.

Menurut William, kenaikan permintaan sepeda  tidak hanya terpusat di kota-kota besar besar saja, namun juga terjadi secara cukup merata di kota-kota kecil. Besaran kenaikan permintaannya berbeda-beda.

“Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200%, ada yang 100%, ada yang 50%, jadi sangat bervariasi,” tutur William saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (11/6).

Baca Juga: Sepeda Dahon edisi best seller dibanderol terjangkau loh




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×