kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pandemi Covid-19 dorong perubahan kultur bertransportasi publik


Kamis, 01 Oktober 2020 / 09:42 WIB
 Pandemi Covid-19 dorong perubahan kultur bertransportasi publik
ILUSTRASI. Pesepeda melintas pada malam hari di Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (5/9/2020).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti sepakat bahwa pandemi Covid-19 dapat menjadi faktor pendorong perubahan kultur bertransportasi publik.

Hal tersebut disampaikan Polana di kantornya usai menjadi salah satu narasumber pada webminar "Langkah Sehat" di Masa Pandemi Covid-19”, Senin (28/9/2020) lalu.

Pernyataan Polana tersebut khususnya menanggapi pendapat pengamat transportasi Yayat Supriatna yang menjadi salah satu nara sumber webminar tersebut.

“Masyarakat menjadi lebih teratur dalam hal antrean, disiplin penggunaan masker, tidak mengobrol saat berada di bus dan kereta KRL atau MRT, serta jaga jarak saat berada di bus atau kereta api,” kata Yayat dalam keterangannya.

Baca Juga: Cegah penyebaran Covid-19, Kemenhub luncurkan e-ticketing dan aplikasi lacak trans

Lebih lanjut, Yayat menjelaskan jika operator transportasi dikelola dengan baik serta mendapat arahan yang jelas, ternyata bisa mendorong perubahan. “Artinya, pandemi telah mendorong struktur yang membangun atau mengubah kultur, “tutur Yayat

Menurut Polana situasi perubahan tersebut terjadi karena adanya partisipasi semua pihak tidak terkecuali kesadaran dari para pengguna transportasi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dalam melaksanakan protol kesehatan.

“Tentunya Pemerintah berterima kasih atas partisipasi dan kesadaran yang semakin meningkat di kalangan pengguna transportasi, “ tambah Polana. 

Menurut Polana kerja keras yang dilakukan oleh Pemerintah dalam menyusun regulasi dan menerapkan protokol kesehatan  di sektor transportasi bersama operator dan stakeholder lainnya pada akhirnya membuahkan hasil meski proses yang dilalui tidak mudah.

Lebih lanjut Polana menjelaskan bahwa pemerintah akan terus menyikapi kondisi ini dengan berbagai langkah yang diharapkan mendorong perubahan-perubahan positif yang lain.

Misalnya tentang implementasi kebijakan transportasi ramah lingkungan dengan mendorong peningkatan penggunaan Non Motorized Transportation (NMT).

Baca Juga: Menhub sebut 60% masyarakat Jabodetabek harus gunakan transportasi umum, kenapa?

Non Motorized Transportation dimana pun di dunia ini sebenarnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari urban transport, hanya saja di Indonesia khususnya di Jabodetabek belum terlalu memasyarakat, “kata Polana.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×