kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panen permintaan benih sayuran


Senin, 09 April 2018 / 11:15 WIB
Panen permintaan benih sayuran
ILUSTRASI. Penelitian untuk mendapatkan varietas unggul tanaman di PT Ewindo


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen benih tanaman sayuran dan palawija akan panen besar tahun ini. Maklum, permintaan benih tanaman hortikultura dari pasar domestik dan ekspor cenderung meningkat tahun ini.

Salah satu produsen benih yang menikmati berkah kenaikan permintaan itu adalah PT East West Seed Indonesia (Ewindo). Kenaikan permintaan tersebut bahkan di luar perhitungan awal. Oleh karena itu, tahun ini perusahaan benih hortikultura merek Panah Merah itu menaikkan target produksi.

Awal tahun ini, Ewindo menargetkan produksi benih 4.700 ton. Kini Ewindo menaikkan targetnya menjadi 5.000 ton benih. Menurut Managing Director Ewindo Glenn Pardede, perubahan target produksi benih ini dikarenakan meningkatnya permintaan benih kangkung dari Thailand, lonjakan kebutuhan dalam negeri. Di dalam negeri, lonjakan permintaan terutama untuk benih kacang panjang dan mentimun.

Glenn bilang, Ewindo sudah mengekspor 710 ton benih kangkung pada tahun 2017 ke Thailand. Ekspor diprediksikan lebih tinggi lagi tahun ini karena lahan pertanian di sana banyak yang terkena banjir. Banjir membuat Thailand tidak bisa memproduksi benih sebanyak tahun lalu.

Efeknya ada kenaikan pesanan sebanyak 300 ton benih kangkung dari Thailand. "Ekspor benih ini menyumbang sekitar 10%–15% total penjualan Ewindo," ujarnya, akhir pekan lalu.

Tahun ini nilai ekspor benih ditargetkan meningkat 10%–15%. Untuk mencapai itu, selain mendongkrak ekspor benih kangkung, Ewindo juga akan mengekspor benih berkualitas seperti benih inbrida paria, tomat, mentimun dan cabai. "Meskipun volumenya kecil di bawah 10 ton, secara value tinggi," terang Glenn.

Untuk memenuhi kenaikan permintaan, Ewindo juga meningkatkan produksi benih. Glenn menyatakan, hingga kuartal I-2018, Ewindo sudah menanam benih sekitar 50% dari target.

Targetnya, semua benih sudah tertanam pada Juni 2018, sehingga mulai Juli sudah bisa dipanen. "Kami berharap panen jatuh di musim kering sehingga benihnya tidak rusak. Kalau panen Oktober, berbahaya. Benih bisa rusak karena musim hujan," ucapnya.

Jagung dan cabai

Walau permintaan ekspor benih kangkung meningkat, namun sebenarnya Ewindo masih mengandalkan penjualan benih jagung manis dan cabai untuk meraih untung. Kedua jenis benih ini menjadi penyumbang terbesar penjualan perusahaan.

Pada tahun ini produksi benih jagung manis ditargetkan naik 10% menjadi 500 ton–700 ton. Produksi dinaikkan karena ada tren peningkatan konsumsi jagung dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena ada peralihan konsumsi jagung masyarakat dari sebelumnya jagung untuk ternak menjadi jagung manis.

Sedangkan untuk benih cabai, Glenn mengaku produksinya masih kecil. Produksi benih cabai Ewindo termasuk kecil karena komoditas ini rawan serangan hama. Tanpa mengatakan volume dan nilainya, Glenn menyatakan, untuk meningkatkan produksi benih cabai pihaknya memberikan bantuan kepada petani benih membuat net house.

Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny Kusbini mengakui, permintaan terhadap benih hortikultura memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu terjadi karena membaiknya perekonomian masyarakat dan naiknya kesadaran akan makanan sehat dan berkualitas.

Dia berharap, sudah seharusnya pemerintah mendukung pengembangan kawasan budidaya benih hortikultura. "Baik itu pembangunan infrastruktur maupun memberikan kepastian hukum kepada investor agar mau berinvestasi," ujarnya. nPenjualan benih jagung manis dan cabai masih menjadi yang terbesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×