Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT East West Seed Indonesia (Ewindo) mengubah target produksinya tahun ini. Awalnya, target produksi yang ditetapkan berkisar 4.700 ton, namun target ini diperkirakan meningkat menjadi 5.000 ton.
Managing Director Ewindo Glenn Pardede mengungkap, perubahan target produksi benih ini dikarenakan meningkatnya permintaan benih kangkung dari Thailand, dan kebutuhan dalam negeri yang melonjak. Permintaan benih yang meningkat tersebut adalah benih kacang panjang dan timun.
Tahun lalu, Ewindo sudah mengekspor benih kangkung sebanyak 710 ton ke beberapa negara, termasuk ke Thailand. Menurut Glenn, permintaan benih yang besar itu karena adanya musim banjir di sana.
"Tahun ini mereka berekspektasi tidak banjir, jadi ordernya sedikit. Tiba-tiba mereka tidak bisa memproduksi sebanyak yang mereka produksi sebelumnya. Jadi mereka pesan lagi sebanyak 300 ton," terang Glenn, Kamis (5/4).
Menurut Glenn, ekspor Ewindo menyumbang sekitar 10%-15% dari total penjualan. Dari sisi volume, benih yang paling banyak diekspor adalah benih kangkung.
Glenn menjelaskan, selain dari sisi volume, yang perlu diperhatikan adalah nilai yang diperoleh dari ekspor benih. Dia bilang, Ewindo menargetkan ekspor meningkat 10% - 15%.
"Supaya nilai ekspor meningkat yang diekspor bukan benih kangkung, tetapi ekspor benih inbrida seprti paria, tomat, timun dan cabai. Itu volumenya kecil di bawah 10 ton, tetapi secara value tinggi," terang Glenn.
Hingga kuartal I tahun ini, Ewindo sudah melakukan penanaman 50% dari target yang telah ditetapkan. Dia berharap, pada Juni semua benih yang akan dipanen sudah tertanam seluruhnya.
"Juli dan seterusnya sudah musim panen. Kami berharap panen di musim kering sehingga benihnya tidak rusak. Kalau panen pada Oktober, sudah berbahaya. Benih bisa rusak karena hujan," jelas Glenn.
Glenn menjelaskan, biasanya masa panen berlangsung sejak Juni, Juli dan Agustus, Dia memperkirakan, panen akan bisa diselesaikan pada September tahun ini.
Tahun ini, Ewindo masih fokus memproduksi benih jagung manis dan cabai. Untuk produksi benih jagung manis diperkirakan mencapai 500 - 700 ton. Menurutnya, produksi ini meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Permintaan jagung manis dalam negeri pun terus meningkat setiap tahunnya. "Peningkatan ini karena adanya shifting dari masyarakat yang dulu mengonsumsi jagung untuk ternak sekarang," kata Glenn.
Sementara, Glenn menjelaskan volume benih cabai masih kecil. Untuk memproduksi benih cabai pun sulit karena adanya hama. Karena itu, Ewindo memberikan bantuan pada petani untuk membuat net house untuk membantu mengurangi hambatan produksi tersebut.
Tahun ini Ewindo pun sedang berupaya mengembangkan benih tomat dataran tinggi. Pasalnya, banyak petani tomat dataran tinggi yang beralih menanam tanaman lain karena serangan virus. "Karena itu , sekarang kami coba kembangkan benih tomat dataran tinggi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News