Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serapan beras Perum Bulog mengalami penurunan dari biasanya. Saat ini, serapan beras Bulog per hari berkisar 4.000 - 5.000 ton. Padahal, biasanya serapan beras Bulog berkisar antara 10.000 - 11.000 per ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, penurunan serapan ini diakibatkan masa panen yang sudah berakhir. Akibatnya, pasokan gabah pun terus berkurang.
"Serapan pasti menurun karena musim panen menurun, yang awalnya rata-rata per hari bisa 10.000 - 11.000 ton, sekarang 4.000 - 5.000 ton per hari. Tetapi kita tetap serap untuk stok kita," tutur Budi Waseso, Selasa (4/9).
Menurut pria yang kerap disapa Buwas ini, menurunnya serapan beras Bulog bukan dikarenakan harga gabah yang meningkat. Dia mengakui, saat ini terjadi kenaikan harga gabah di tingkat petani. Kenaikan ini disebabkan pasokan yang berkurang dan dampak kekeringan. Meski begitu, Bulog tetap menyerap gabah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dalam inpres No. 5 2015.
Buwas menjelaskan, saat harga gabah naik, Bulog tak wajib harus menyerap gabah. Menurutnya, ini adalah saat gabah dibeli oleh pasar, sehingga petani mendapatkan keuntungan.
"Kalau harga gabah itu tinggi maka biarlah gabah itu laku di paar, sehingga petani itu diuntungkan. Kalau harga gabah itu turun rendah. maka kita beli dengan harga maksimal, dengan tujuan supaya petani juga diuntungkan," tutur Buwas.
Sementara itu, stok beras Bulog saat ini berkisar 2,6 juta ton di mana 147.000 ton merupakan beras komersial. Hingga 4 September 2018, pengadaan beras Bulog berkisar 2,53 juta ton di mana penyerapan dalam negeri hampir mencapai 1,3 juta ton dan sisanya merupakan beras impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News