kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pantau Perkembangan Pasar, Indika Energy (INDY) Pertimbangkan Kerek Target Produksi


Kamis, 30 Juni 2022 / 19:42 WIB
Pantau Perkembangan Pasar, Indika Energy (INDY) Pertimbangkan Kerek Target Produksi
ILUSTRASI. PT Indika Energy Tbk (INDY)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) terus memantau perkembangan kondisi industri batubara. Jika permintaan terus meningkat, INDY akan pertimbangkan kenaikan produksi di tahun ini.

Tetapi, Head of corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menegaskan, hingga saat ini INDY belum melakukan revisi target produksi.

“Namun kami akan terus melihat perkembangannya. Jika permintaan dan harga terus meningkat, kami akan mempertimbangkan pengajuan kenaikan produksi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (30/6).

Di sepanjang kuartal I 2022, Indika Energy mencatatkan kinerja yang cemerlang. Meskipun produksi dan volume penjualan batubara turun, pendapatan dan laba bersih INDY kompak menguat.

Sebelumnya, Director and Group Chief Financial Officer of Indika Energy Retina Rosabai mengatakan, di sepanjang tahun ini, INDY menargetkan produksi batubara sebesar 34 juta ton.

Di mana, pada kuartal I-2022 Indika telah merealisasikan produksi batubara sebanyak 7,7 juta ton atau turun dibandingkan periode yang sama di 2021 yang capai 9,1 juta ton.

Baca Juga: Tender Offer Indika Energy (INDY) atas Notes 2025 Mengalami Oversubscribed

Retina menjelaskan, penurunan produksi di tiga bulan pertama tahun ini dipengaruhi kondisi cuaca dan pelarangan ekspor batubara pada Januari 2022. Dia bilang, penjualan ekspor Kideco terhenti hingga 22 hari. Oleh karenanya, realisasi produksi pada awal tahun ini lebih lambat.

Seiring penurunan produksi, volume penjualan Indika ke dalam negeri dan luar negeri kompak turun. Menurut pemaparan Retina, volume penjualan ekspor turun 11,5% yoy menjadi 5,4 juta ton dari sebelumnya 6,1 juta ton di kuartal I 2021.

Penjualan ke luar negeri masih didominasi ke China sebanyak 37%, disusul ke Asia Tenggara 15%, lalu India 7%, sisanya ke Taiwan, Korea, dan Jepang.

Sedangkan volume penjualan ke dalam negeri  turun 16,1% yoy menjadi 2,6 juta ton dari sebelumnya 3,1 juta ton di kuartal I 2021. Di awal tahun ini, komposisi volume penjualan ke lokal sebanyak 32% atau lebih daripada kebijakan domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan.

Kendati ada penurunan volume produksi, pada periode ini pendapatan Indika Energy tumbuh hingga 58,2% yoy dari sebelumnya US$ 525,2 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 830,8 juta.

 

Retina bilang, kenaikan pendapatan ini utamanya didorong dari dua tambang anak usaha INDY yakni Kideco dan Indika Resources. Keduanya berkontribusi hingga 88% dari total pendapatan.

Pendapatan Kideco tumbuh hingga 36,1% yoy menjadi US$ 564,6 juta dari sebelumnya US$ 414,9 juta di kuartal I 2021. Adapun peningkatan Indika Resources mencapai 202,5% yoy dari sebelumnya US$ 57,1 juta menjadi US$ 172,7 juta kuartal I 2022. “Kenaikan ini terutama didorong oleh naiknya  harga jual rata-rata batubara,” ungkapnya.

Volume penjualan Kideco di tiga bulan pertama tahun ini mencapai 8 juta ton. Meskipun penjualannya turun dari sebelumnya 9,2 juta ton di kuartal I 2021, harga jual rata-rata batubara naik dari US$ 45,2 per ton di kuartal I tahun lalu  menjadi US$ 70,8 per ton tahun ini.

Sedangkan volume penjualan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 0,3 juta ton di awal tahun 2022 dengan harga rata-rata batubara naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya US$ 76,9 per ton menjadi US$ 183,1 per ton di tahun ini.

Baca Juga: Ini Alasan Indika Energy (INDY) Buyback Obligasi Senilai US$ 250 Juta

Retina mengatakan, dengan membaiknya harga batubara, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 75 juta di kuartal I 2022 dibandingkan kerugian yang dicatatkan Indika pada kuartal 2021 yang mencapai US$ 9,4 juta.

“Lantas dengan pencapaian laba di kuartal I 2022 ini yang mencapai US$ 75 juta, jika dibandingkan dengan laba setahun penuh di 2021 yang sebesar US$ 57 juta,  performa kuartal I 2022 sudah melampaui keberhasilan daripada satu tahun lalu,” kata Retina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×