kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para Group yakin laba tiap lini bisnisnya tumbuh 100%


Rabu, 06 Oktober 2010 / 11:23 WIB
Para Group yakin laba tiap lini bisnisnya tumbuh 100%


Reporter: Gloria Haraito |



BOGOR. Membaiknya perekonomian Indonesia tahun ini membawa sentimen positif bagi perkembangan bisnis Grup Para. Tak heran jika tahun ini Grup Para yakin labanya akan melejit. "Kami menaksir, laba bersih perusahaan untuk setiap lini bisnis Grup Para akan tumbuh 100%," ujar Chaerul Tanjung, pemilik sekaligus Komisaris Utama Grup Para, Selasa (5/10).

Menurut konglomerat yang akrab disapa CT ini, tahun ini bisnisnya banyak ditopang bisnis penyiaran dan finansial. Di bisnis penyiaran Para grup memiliki stasiun televisi Trans TV dan Trans 7 menyumbang 50% dari total laba bersih.

Sepanjang tahun ini, Trans TV dan Trans 7 menguasai 25% pemirsa nasional. Dari sisi pendapatan iklan, kedua stasiun TV tersebut menguasai 40% pangsa pasar iklan.

Adapun bisnis Para Grup di sektor perbankan dan jasa keuangan, diprediksi akan memberikan kontribusi 35% terhadap laba bersih. "PT Bank Mega Tbk kami prediksi akan mencapai aset Rp 50 triliun," imbuh CT. Sementara laba kotornya diprediksi mencapai Rp 1 triliun. Jumlah tersebut tumbuh dua kali lipat dibanding laba kotornya tahun lalu sebesar Rp 500 miliar.

"Adapun bisnis lain Grup Para akan memberikan kontribusi 15% terhadap laba bersih," lanjut CT.

Selain mengembangkan bisnis secara organik, Grup Para juga terus melihat peluang ekspansi di bisnis anorganik. Misalnya, dengan mengakuisisi Carrefour.

Bisnis anorganik

Saat ini, Grup Para terus memproses pembelian 100% saham Carrefour SA di Malaysia, Singapura, dan Thailand. "Peluang ini muncul karena Carrefour Perancis berniat melepas seluruh sahamnya, jadi kami pun ingin membeli 100%," ujar CT. Dia menargetkan proses akusisi tersebut akan tuntas akhir tahun ini.Untuk menyukseskan ekspansi ini, Grup Para membutuhkan dana hampir Rp 5 triliun.

Untuk itulah, Grup Para terus memproses penerbitan obligasi gllobal dalam denominasi dollar Amerika serikat (AS). "Nilainya sekitar US$ 400 juta-US$ 600 juta," kata CT. Dalam penerbitan obligasi yang sedang menunggu rating ini, Credit Suisse, ING, JP Morgan, dan CitiBank bertindak sebagai penjamin emisi.

Sebagian dana obligasi global itu akan digunakan untuk refinancing utang Grup Para sebesar US$ 350 juta yang digunakan untuk mengakuisisi 40% saham PT Carrefour Indonesia.

Adapun sisa dana global bond yang rencananya akan terbit November 2010 mendatang itu akan digunakan untuk ekspansi bisnis.

Ke depan, ekspansi bisnis Grup Para bakal meluar ke sektor agribisnis. "Bisnis agribisnis dan sumber daya alam menjadi investasi jangka panjang Grup Para," terang CT. Saat ini Grup Para menguasai konsesi kebun kelapa sawit seluas 60.000 hektare (ha) di Kalimantan.

CT juga bakal masuk ke bisnis pangan dan pertanian.Ia mengatakan, sektor ini dapat menyerap 42% angkatan kerja. Namun kontribusi sektor ini baru 13,6% terhadap pendapatan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×