kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para kontraktor jasa tambang mulai tambah alat berat


Minggu, 18 November 2018 / 20:34 WIB
Para kontraktor jasa tambang mulai tambah alat berat
ILUSTRASI. Alat berat


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menggeliatnya industri tambang batubara turut mempengaruhi pembelian alat berat meningkat. Beberapa produsen batubara menyebut alokasi belanja modal banyak digunakan untuk membeli alat berat seiring dengan adanya tambahan produksi batubara.

PT United Tractors Tbk melalui anak usahanya yang bergerak di sektor penambangan batubara juga sudah menyiapkan dana guna pembelian alat berat. Sekretaris United Tractors, Sara K. Loebis mengatakan ada beberapa jenis alat berat yang akan dibeli perusahaan.

Sayangnya ia belum dapat menyebutkan besaran belanja modal yang disiapkan untuk tahun depan. “Dananya kombinasi dari kas internal dan pinjaman bank. Kebanyakan pembelian alat untuk pertambangan seperti dump truck dan giant excavator,” katanya pada Kontan.co.id, Jumat (16/11).

Ia bilang, perusahaan paling banyak membeli alat berat dari Komatsu Indonesia dan Komatsu Jepang. Untuk tahun ini, emiten berkode saham UNTR ini mengalokasikan belanja modal Rp 2,5 triliun yang mana sebagian besar digunakan untuk pembelian alat berat anak usaha PT Pamapersada Nusantara. “Sekitar 80% capex pada tahun ini digunakan untuk pembelian alat berat,” ujar Sara.

Dalam pembelian alat berat, kata Sara, salah satu kendala perusahaan adalah penjadwalan pengiriman alat berat yang cukup ketat. Dalam wawancara sebelumnya, PT Pamapersada menambah lebih dari 700 alat berat pada tahun ini.

PT Pamapersada Nusantara harus memesan minimal setahun sebelumnya guna mendapatkan alat berat. Maklum, selagi industri batubara masih bergairah, banyak perusahaan yang juga menambah alat berat. Misalnya, perusahaan kontraktor tambang batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk, pada 2018 emiten berkode saham DOID ini menyiapkan belanja modal sebesar US$ 300 juta.

Direktur Keuangan DOID, Eddy Porwanto mengatakan per September 2018 perusahaan sudah menggunakan belanja modal sebesar US$ 230 juta yang besar digunakan untuk menambah alat berat dan peremajaan alat berat.

Untuk tahun depan, Eddy mengungkapkan, DOID sudah menyiapkan capex sebesar US$ 150 juta hingga 175 juta. “Dananya dari kas internal dan sebagian leasing. Capex sebagian besar digunakan untuk pembelian alat berat dan peremajaan juga,” ujarnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (18/11).

Akan tetapi, Eddy tak dapat menjelaskan lebih detail terkait jenis dan jumlah alat berat yang akan dibeli. Yang terang, sampai September 2018 utilisasi dari alat berat berada di atas 60% sehingga mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14% pada kuartal III 2018.

Memasuki semester kedua, DOID memang fokus dalam meningkatkan utilisasi alat berat dan produktivitasnya sehingga volume produksi juga meningkat. “Kendala dalam pembelian alat berat ini antreannya panjang, meski sekarang sudah membaik,” tuturnya.

Tak hanya DOID dan UNTR, PT Adaro Energy Tbk pada tahun ini juga melakukan penambahan alat berat. Head of Corporate Communication Adaro Energy, Febriati Nadira memaparkan pada 2018 emiten berkode saham ADRO ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 750 juta hingga US$ 900 juta, yang salah satunya digunakan untuk pembelian dan pergantian alat berat.

“Realisasi serapan capex sampai September 2018 sebesar US$ 339 juta,” imbuh Nadira, Jumat (16/11). Sayangnya ia belum dapat menyampaikan rencana pembelian alat berat untuk tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×