Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Paramount Enterprise International, melalui Yayasan Dharma Paramitra, mendirikan Universitas Matana. Pengembang di kawasan Gading Serpong, Tangerang, itu menyiapkan investasi Rp 100 miliar untuk pendirian perguruan tinggi tersebut.
Presiden Direktur Paramount Enterprise International yang juga Ketua Yayasan Dharma Paramitra, Ervan Adi Nugroho, mengatakan bahwa pemberlakukan pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun depan membuat persaingan sumber daya manusia semakin ketat. Di sisi lain, kebutuhan terhadap sumber daya manusia berkualitas juga semakin besar.
"Sebagai korporasi kami merasa ikut bertanggungjawab untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan mendirikan Universitas Matana. Saat ini SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk pendirian universitas tersebut sudah keluar dan sudah kami terima,” kata Ervan di Jakarta, Senin (8/9) kemaren.
Menurut dia, kehadiran Universitas Matana semakin menambah potensi bagi wilayah Gading Serpong. Sebelumnya, di daerah ini terdapat Universitas Multimedia Nusantara dan Surya Universitas. Ervan mengatakan, Paramount juga akan menyalurkan mahasiswa dengan kemampuan terbaiknya untuk mengisi kebutuhan sumber daya di perusahaan properti tersebut.
Sementara itu, Rektor Universitas Matana, Johannes Pradjitno, menjelaskan bahwa universitas ini akan mengembangkan 10 program studi, diantaranya manajamen bisnis, desain komunikasi visual, perhotelan, arsitektur, dan multimedia. Selain mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut Johannes, pihaknya juga akan memadukan pendidikan norma dan enterpreneurship di Universitas Matana. "Selain akademik, kami juga kedepankan jiwa enterpreneur sejak semester pertama agar mahasiswa punya daya saing global," katanya.
Lewat materi pendidikan bertaraf internasional dan kerjasama dengan pusat pendidikan internasional seperti Korea Selatan, Johannes mengharapkan perguruan tinggi tersebut dapat menjadi salah satu pusat pendidikan pilihan di Indonesia. Dengan begitu, pelajar Indonesa tidak perlu menempuh pendidikan di negeri tetangga seperti Singapura, Malaysia, atau Australia.
Selain Universitas Matana, Ervan mengatakan, ke depan Paramount juga akan mengembangkan sekitar lima fasilitas pendidikan lain secara terpadu di atas lahan sekitar 100 hektare yang sedang dipersiapkan. (Latief)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News