kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata Indonesia bidik pasar wisman Afrika, China dan Rusia


Rabu, 04 Januari 2012 / 13:48 WIB
Pariwisata Indonesia bidik pasar wisman Afrika, China dan Rusia
ILUSTRASI. Petugas berjaga di Jalan Tunjungan yang ditutup terkait PPKM Jawa dan Bali di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/1/2021).


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu, dalam paparan lokakarya yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkapkan bahwa pertumbuhan angka kunjungan wisatawan mancanegara asal benua Afrika ke Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan kunjungan wisman asal Afrika mencapai 6,4%.

Meski mengalami pertumbuhan yang cukup baik, namun mantan menteri perdagangan ini menilai bahwa angka kunjungan wisman asal Afrika masih kecil. "Angkanya masih kecil, tapi bisa kami masukkan ke dalam emerging market karena berarti destinasi wisata Indonesia sudah dilirik wisman Afrika," tutur Marie pada Rabu (4/1), saat memaparkan penetrasi ke kawasan Afrika.

Pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Indonesia tak hanya dari Afrika, melainkan juga datang dari Timur Tengah serta kawasan Asia lainnya. Berdasarkan data kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, angka kunjungan wisatawan mancanegara asal Timur Tengah juga mengalami pertumbuhan 1,5% dan kawasan Asia lainnya sebanyak 6,3%.

Menurut Marie, wisatawan mancanegara asal benua Eropa masih menjadi target pasar terbesar bagi daerah wisata Indonesia. Meski begitu, akibat imbas dari krisis keuangan yang melanda negara-negara zona Eropa tersebut, tingkat pertumbuhannya terbilang rendah.

Sementara, berdasarkan data yang dimiliki kementerian, kawasan Eropa masih merupakan pasar terbesar kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Hanya saja, pertumbuhannya terbilang rendah. Pasalnya, Indonesia telah mengalami dua kali peristiwa besar yang mengguncangkan dunia pariwisata Internasional, sehingga mengalami pertumbuhan angka yang lebih rendah dari kunjungan wisatawan eropa.

Dua hal yang sempat mengguncang dunia pariwisata Indonesia adalah peristiwa bom Bali 1 dan 2, serta berbagai peristiwa pemboman lainnya seperti bom Marriot. Meski begitu, Indonesia mendapat kesempatan memulihkan kondisi pariwisata saat terjadi krisis ekonomi global pada tahun 2009. Di tahun ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan angka pariwisata yang cukup positif. "Ini membuktikan bahwa pariwisata Indonesia tahan dengan krisis ekonomi dunia. Inilah pentingnya pariwisata, karena mampu menghadapi krisis global," ungkapnya.

Selain akan membidik pasar wisatawan asal Afrika, Marie juga mengungkapkan untuk fokus membidik pasar negara-negara Asia lain seperti China, India, serta negara-negara kawasan ASEAN lainnya. Tak lupa, Marie juga menambahkan pasar Rusia sebagai pasar yang harus dikembangkan dalam menarik minat wisatawan. "Kita juga harus bidik negara-negara Asia yang emerging market bagi Indonesia. RRT (China), lima tahun lalu mungkin low medium tourism, tapi sekarang medium high tourism," tandasnya.

Target ini, seiring dengan pencapaian peningkatan tiga faktor pariwisata Indonesia yaitu faktor keamanan, kebijakan dan lingkungan. Sementara, faktor lain yang harus diperhatikan dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing adalah kesehatan, kebersihan dan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×