Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar alat berat nasional diyakini tetap memiliki prospek menjanjikan pada 2025 kendati para pelaku usaha tengah mewanti-wanti efek penerapan Pajak Alat Berat (PAB) di sejumlah daerah.
Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Yushi Sandidarma memaparkan, realisasi penjualan alat berat nasional pada Januari--Desember 2024 tercatat sebesar 14.994 unit atau berkurang 5,24% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 15.823 unit.
Sebagian besar penjualan alat berat nasional pada 2024 tertuju ke sektor konstruksi yakni sebanyak 5.371 unit. Setelah itu disusul oleh sektor agrikultur sebanyak 3.904 unit, pertambangan 3.568 unit, kehutanan 1.295 unit, quarry (tambang galian) 210 unit, dan lain-lain 646 unit.
"Penjualan alat berat terbanyak ada pada tipe excavator," ujar Yushi, Minggu (2/2).
Baca Juga: Perkuat Penetrasi, Multifinance Siap Geber Ekspansi
Pihak PAABI memproyeksikan angka penjualan alat berat di Indonesia pada 2025 tidak jauh berbeda dengan 2024 lalu. Tumbuhnya industri pertambangan dan pertanian diharapkan bisa memacu kenaikan permintaan alat berat baru di pasar. Para pelaku usaha alat berat juga menaruh harapan pada sektor pertanian seiring adanya proyek food estate.
PAABI juga mencermati keputusan pemerintah yang memangkas anggaran kementerian/lembaga, termasuk di bidang infrastruktur. Pengusaha alat berat pun berharap permintaan produk di sektor ini bisa tetap tumbuh positif mengingat proyek-proyek infrastruktur dan konstruksi juga banyak yang digarap oleh swasta.
Di sisi lain, para pebisnis alat berat dihadapkan oleh tantangan berupa pengenaan Pajak Alat Berat (PAB) yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) pada 2025. Tarif PAD ditetapkan paling tinggi sebesar 0,2% dari nilai jual. PAB sendiri dikenakan untuk setiap jangka waktu kepemilikan atau penguasaan produk tersebut untuk 12 bulan berturut-turut, ataupun saat dibayar sekaligus di muka.
Di atas kertas, PAB dapat menjadi beban tambahan bagi setiap pelanggan alat berat. PAABI mengaku, sejauh ini belum menemukan kasus pelanggan-pelanggan yang menunda pembelian alat berat akibat penerapan PAB di beberapa daerah.
"Kalau soal keluhan, mayoritas mereka (pelanggan) masih merasa kurang sosialisasi PAB," tutur Yushi.
Dia menambahkan, pada dasarnya masing-masing distributor alat berat memiliki strategi tersendiri dalam mengantisipasi tantangan tersebut sembari tetap berupaya meningkatkan penjualannya.
Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) belum melaporkan data penjualan alat berat merek Komatsu hingga akhir 2024. Sedangkan per November 2024, penjualan alat berat UNTR berada di level 4.167 unit atau menyusut 17,66% yoy dibandingkan periode sebelumnya. Adapun pada 2024, anak usaha Grup Astra ini membidik penjualan alat berat sekitar 4.350 unit sampai 4.500 unit.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Lobies percaya diri pihaknya dapat meningkatkan penjualan alat berat pada 2025. "Proyeksi kami untuk penjualan alat berat tahun 2025 yaitu 4.600 unit," imbuhnya, Minggu (2/2).
Proyeksi ini ditopang oleh potensi kenaikan permintaan alat berat di sektor-sektor yang jadi andalan bagi UNTR, antara lain pertambangan, konstruksi, dan perkebunan.
Baca Juga: Pertamina Luncurkan Diesel X, Ini Kendaraan yang Cocok Menggunakan BBM Ini
Selanjutnya: Klaim Penurunan Harga Nikel Menguntungkan Indonesia Masih Terlalu Dini
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News