kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar ban diperkirakan belum menggelinding kencang tahun ini


Kamis, 28 Januari 2021 / 19:03 WIB
Pasar ban diperkirakan belum menggelinding kencang tahun ini
ILUSTRASI. Industri ban menjadi salah satu industri yang terkena dampak pandemi Covid-19.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

Menurut Azis, saat ini industri ban sudah mulai menunjukkan sedikit perbaikan. Azis mencatat, utilisasi produksi ban dalam negeri saat ini berada di kisaran 55%-65% dari total kapasitas terpasang nasional, lebih tinggi dari posisi kuartal II 2020 lalu ketika utilisasi sempat menyentuh kisaran 40%. Meski begitu, angka tersebut masih jauh di bawah angka utilisasi normal yang menurut Azis biasanya mendekati 100%.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Kemenperin, total kapasitas terpasang pabrikan nasional mencapai 426,4 juta. Angka tersebut sudah mencakup kapasitas produksi ban luar dan ban luar untuk mobil, sepeda motor, maupun sepeda, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut perkiraan Azis, industri ban dalam negeri baru bisa pulih paling cepat Maret  tahun depan, namun ia ia berharap utilisasi produksi ban nasional bisa mencapai sekitar 80%-85% pada tahun ini.

Katalis positif diharapkan datang dari program vaksinasi Covid-19 yang tengah digencarkan pemerintah. Menurut Azis, langkah tersebut bisa menumbuhkan optimisme pasar untuk kembali membeli ban.

Makanya, ia berharap pemerintah bisa mengawal program vaksinasi agar berjalan lancar. “Ayo kita jaga sama-sama selesaikan Covid-19 ini, aktifkan vaksinasi, kalau memang pemerintah situasi keuangannya prihatin, ya aktifkanlah vaksinasi mandiri,” ujar Azis.

Tren perbaikan juga dirasakan oleh BTI. Mukiat bilang, saat ini penurunan permintaan pasar hanya berkisar 15%-18% dari angka normal, sedikit lebih baik dibanding penurunan permintaan pada awal kuartal II tahun lalu yang  mencapai 20%-30% dari angka normal.

Meski begitu, Mukiat menilai bahwa tren perbaikan yang ada sementara ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk memprediksi kondisi pasar selama setahun ke depan.

“Januari kan baru 3 minggu atau empat minggu bentar lagi, jadi masih agak prematur untuk mengatakan bahwa permintaan sudah kembali (pulih),” ujar Mukiat.

Tahun ini, BTI akan fokus meningkatkan kualitas layanan di toko-toko BTI untuk menjaga kinerja. Selain itu BTI akan terus berupaya melakukan inovasi-inovasi yang dirasa perlu untuk memuaskan keinginan pelanggan. Salah satu inovasi yang telah dilakukan diantaranya yakni dengan menghadirkan layanan mobile service atau pembelian ban dari rumah pada beberapa toko BTI.

Selanjutnya: Bridgestone Indonesia targetkan menambah 7 armada mobile service di kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×