kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar batubara belum stabil, ADRO fokus perkuat keunggulan operasional bisnis inti


Selasa, 03 November 2020 / 16:57 WIB
Pasar batubara belum stabil, ADRO fokus perkuat keunggulan operasional bisnis inti


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk mengalami penurunan kinerja baik dari sisi operasional maupun keuangan hingga kuartal III-2020. Emiten berkode saham ADRO ini pun tetap berupaya mempertahankan bisnis sembari menanti pemulihan pasar batubara global.

Sebagai informasi, pendapatan ADRO turun 26% (yoy) menjadi US$ 1,95 miliar per kuartal III-2020. Laba bersih ADRO juga terkikis hingga 73,06% (yoy) menjadi US$ 109,37 juta.

Selama sembilan bulan tahun 2020, ADRO mengalami penurunan produksi batubara sebesar 7% (yoy) menjadi 41,10 juta ton. Begitu pula dengan volume penjualan batubara ADRO yang turun 9% (yoy) menjadi 40,76 juta ton.

Baca Juga: Kinerja lesu, ini rekomendasi saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Berdasarkan siaran pers kinerja ADRO, pasar Asia Tenggara masih menjadi tujuan utama penjualan batu bara ADRO dengan porsi mencapai 49% di kuartal III-2020. Indonesia dan Malaysia menjadi tujuan penjualan batu bara terbesar ADRO di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, Asia Timur juga menjadi salah satu pangsa pasar ekspor batubara ADRO dengan porsi 24% di kuartal III-2020. Kemudian diikuti oleh China dan India masing-masing sebesar 13%.

Lantas, penurunan kinerja keuangan berdampak pada turunnya royalti yang diberikan ADRO kepada pemerintah sebesar 27% (yoy) menjadi US$ 207 juta di kuartal III-2020.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan, di tengah ketidakstabilan pasar batubara, ADRO akan fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat serta keberlanjutan pasokan batubara kepada para pelanggan.

Baca Juga: Indosat (ISAT) cetak pendapatan sebesar Rp 20,59 triliun per September 2020

Oleh karena itu, ADRO terus berusaha meningkatkan keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi tambang, menjaga kas, serta mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap perekonomian sebagian besar dunia.

“Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan,” kata dia, Selasa (3/11).

ADRO juga telah mendiversifikasi bisnis tambangnya dalam pilar Adaro Mining. Dalam hal ini, perusahaan masuk ke bisnis batu bara kokas melalui anak usaha yaitu PT Adaro Metcoal Companies (AMC).

Asal tahu saja, per kuartal III-2020, produksi batu bara kokas AMC dari Maruwai melonjak 40% (yoy) menjadi 1,30 juta ton. Penjualan batu bara kokas AMC juga melesat 27% (yoy) menjadi 1,04 juta ton. Batu bara kokas dari konsensi Maruwai meliputi sekitar 58% dari total penjualan batu bara AMC pada sembilan bulan tahun 2020.

Di kuartal III-2020, AMC mulai menjual batu bara kepada para pelanggan domestik. AMC juga menjual batu bara ke para pelanggan di China, Jepang, dan India.

Manajemen ADRO percaya pasar batu bara global akan mampu bangkit terlepas dari adanya sejumlah tantangan yang terjadi pada saat ini. Permintaan terhadap komoditas tersebut dinilai masih cukup solid dalam jangka panjang.

Baca Juga: Hadapi pandemi Covid-19, Unilever (UNVR) perkuat inovasi dan penjualan digital

“Kami yakin bahwa fundamental sektor batu bara dan energi jangka panjang tetap kokoh, terutama untuk mendukung aktivitas pembangunan di negara-negara Asia,” tandas Febriati.

Dia pun menegaskan bahwa panduan-panduan bisnis ADRO di tahun ini masih sesuai rencana. Di antaranya target produksi yang ditetapkan sebesar 52 juta ton—54 juta ton, target EBITDA operasional sebesar US$ 600 juta—US$ 800 juta, dan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 200 juta—US$ 250 juta.

Adapun per kuartal III-2020, belanja modal bersih ADRO sudah mencapai US$ 133 juta. Angka ini sebenarnya turun 63% (yoy) secara tahunan. Capex ADRO sejauh ini diutamakan untuk pembelian dan penggantian alat berat. Selain itu, ADRO juga menggunakan belanja modalnya untuk pengembangan tambang batubara kokas.

Selanjutnya: Kinerja Hero Supermarket (HERO) tergerus di kuartal III, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×