kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar kondominium kembali bergairah


Kamis, 12 Agustus 2010 / 07:34 WIB
Pasar kondominium kembali bergairah


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Pasar kondominium yang sempat loyo tahun lalu, mulai bergairah. Terbukti, beberapa pengembang yang sempat mengerem pembangunan proyek kembali membangun apartemen tahun ini. Salah satunya PT Farpoint Prima, pengembang Verde. Induk usaha Farpoint, PT Gunung Sewu Kencana Group mengakuisisi Verde dari PT Sungai Budi Group tahun 2008.

Kala itu, menara itu bernama Menara Budi. Konsep yang diusung oleh Menara Budi ialah apartemen sewa dengan kisaran harga mulai US$ 2.000 per bulan. Nah, setelah akuisisi dan bersalin nama, Farpoint berniat merenovasi apartemen yang terletak di jantung Kuningan itu menjadi apartemen strata title berkonsep hijau tropis.

Reza Varindra, Manajer Pemasaran Farpoint mengatakan, sejak mengakuisisi Verde dua tahun silam, perusahaan baru mengembangkan sekarang karena melakukan proses persiapan yang panjang. "Kami mematangkan persiapan dan konsep, kami mengusung konsep tropical," tutur Reza kepada KONTAN, Rabu (11/8).

Dengan konsep ini, setengah dari areal lahan seluas 1,3 hektare (ha) akan ditanami tanaman. Verde juga mengaplikasikan sekat tembus udara pada setiap lantai sehingga bisa membatasi pemakaian udara pendingin.

Verde akan mulai merenovasi pada November mendatang. Apartemen mewah ini terdiri dari dua menara setinggi 18 lantai dengan total 137 unit. Unit yang ada di Verde beragam dari mulai 164,74 meter persegi (m2) sampai hampir 300 m2. Harga yang ditawarkan bervariasi mulai Rp 2,6 miliar, Rp 4 miliar, Rp 7 miliar, sampai Rp 9 miliar per unit. Menurut Reza, akan ada model yang lebih mahal lagi, yakni penthouse.

Meski baru merenovasi November nanti, namun Farpoint sudah menjual Verde mulai Mei silam. "Sampai kini penyerapannya sudah mencapai 30%," ujar Reza. Farpoint menargetkan renovasi usai akhir tahun depan sehingga bisa serah terima pada konsumen kuartal I-2012. Pada saat bersamaan, Farpoint akan membangun menara ketiga dengan 258 unit. Menara ketika ini ditargetkan serah terima awal 2013 nanti.

Reza mengatakan, lokasi Verde yang terletak di kawasan bisnis serta konsep tropis yang diusung membuat perusahaan optimistik apartemen mewah ini bisa terserap seluruhnya akhir tahun nanti. "Prospek apartemen cerah karena pebisnis mencari kawasan yang dekat dengan sentral bisnis, cocok juga untuk investasi," ujar Reza. Hal senada juga diakui oleh Nikke Tania, Staf Pemasaran PT Danayasa Arthatama Tbk, pengelola Sudirman Central Business District (SCBD).

Di SCBD, terdapat empat apartemen yakni Capital Residence, SCBD Suite, Kusuma Chandra, dan Pacific Place Apartment. "Permintaan apartemen di lokasi bisnis memang tinggi, terbukti tingkat penyerapan di Capital Residence yang memiliki 350 unit sudah mencapai 50%," ujar Nikke. Di pasar properti, harga Capital Residence seluas 150 m2 kini dilego Rp 3,75 miliar per unit dan 171 m2 seharga Rp 4,7 miliar. Adapun harga sewa unit 170 m2 mencapai US$ 3.500 per bulan.

Adapun Pacific Place Apartment memiliki 70 unit seluas 500 m2 dan 10 unit seluas 1.000 m2. Apartemen ini pun sudah ludes terjual. Pemilik apartemen ini kemudian menyewakan kembali apartemen ini dengan tingkat penyerapan 70% sampai 75%.

Utami Prastiana, Kepala Konsultan Strategis Procon Indah mengatakan, prospek apartemen di wilayah bisnis memang cerah mengingat lokasi tersebut premium dan langka. Tingkat kemacetan ibukota yang semakin buruk pun membuat masyarakat menengah ke atas mencari hunian yang praktis dan mudah digapai.

Ia mengakui, tahun ini pengembang apartemen menengah ke atas dan atas memang tengah agresif akibat pulihnya ekonomi global. Inflasi yang naik di semester kedua pun diprediksi akan menaikkan bunga kredit. Meski begitu, kelas menengah atas yang tak sensitif terhadap harga tak akan terpengaruh terhadap hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×