Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelat Timah Nusantara Tbk memutuskan untuk memangkas target kinerja untuk tahun ini. Sebelumnya, emiten tinplate berkode saham NIKL tersebut sempat memasang target pertumbuhan penjualan sebesar 10,67% dibanding realisasi tahun lalu.
Sebagai gambaran, sebelumnya NIKL mencatatkan penjualan sebesar US$ 163,08 juta di sepanjang tahun 2019. Dus, hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi pertumbuhan 10,67% maka NIKL sebelumnya membidik penjualan sekitar US$ 180,48 juta.
Dihubungi Kontan.co.id, Sekretaris Perusahaan PT Pelat Timah Nusantara Tbk, Pengky Frusman belum membeberkan berapa besaran revisi yang akan ditetapkan, namun ia menjelaskan bahwa target sebelumnya sulit untuk dicapai bila melihat kondisi pasar yang ada saat ini.
Baca Juga: Pandemi dan Bansos Mengerek Kebutuhan Kemasan Makanan Kaleng
Menurutnya, permintaan tinplate tengah lesu, sebab hampir semua sektor industri pengguna tinplate sedang terpukul oleh imbas pagebluk corona (covid-19). Gejala ini sudah mulai dirasakan pada enam bulan pertama tahun ini.
Mengacu kepada materi paparan publik perusahaan sebelumnya, NIKL menyebutkan bahwa konsumsi tinplate nasional di semester I 2020 mengalami penurunan sebesar 5.88% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibanding semester I 2019.
Seiring dengan hal tersebut, penjualan bersih NIKL merosot 16,07% yoy menjadi US$ 69,73 juta di semester I 2020. Sebelumnya, penjualan bersih NIKL mencapai US$ 83,09 juta pada semester I 2019 lalu.
Di sisi lain, NIKL juga menderita rugi selisih kurs neto sebesar US$ 198.304 ndi semester I 2020. Padahal, NIKL berhasil mencetak laba selisih kurs neto sebesar US$ 1.291 pada semester I 2019 lalu. Akibatnya, laba bersih NIKL menyusut dari semula US$ 2,41 juta di semester I 2019 menjadi hanya US$ 290.053 di semester I 2020. “Permintaan pasar menurun terutama di segmen biskuit dan cat,” kata Pengky kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).