kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar otomotif tak ramah dengan mobil non Jepang


Sabtu, 28 Februari 2015 / 10:07 WIB
Pasar otomotif tak ramah dengan mobil non Jepang
Promo JSM Superindo Terbaru 15-17 September 2023, katalog Diskon Besar untuk Kebutuhan Pokok.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penutupan pabrik Chevrolet Spin milik raksasa otomotif asal Amerika Serikat (AS) General Motors (GM) membuka mata, pasar otomotif Indonesia kurang ramah terhadap mobil non Jepang. Spin terbukti gagal meraih pasar, kalah bersaing dengan merek Jepang, seperti; Avanza, Xenia, Mobilio dan Ertiga.

Direktur Industri Alat Transportasi Darat, Kementerian Perindustrian Soerjono melihat, GM tak bisa mencapai skala ekonomis, lantaran produksi dengan penjualan tak imbang. "Sejak beroperasi 2013, mereka merugi," kata Soerjono, Jumat (27/2). Persaingan keras memang harus dihadapi produsen mobil non Jepang. Salah satunya: produsen mobil Korea Selatan.

Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia bilang, mereka harus menerima kenyataan pabrikan Jepang menguasai pasar Indonesia. "Tinggal strategi bagaimana kami bisa diterima pasar," katanya. Saat ini, Toyota menguasai 33,04%, berikutnya Daihatsu 15,33% dan Honda sekitar 13,17%. Dalam catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil Jepang menguasai 96,3% pasar mobil sepanjang 2015. Ini setara 1,16 juta unit mobil. Sisanya 3,7% jadi rebutan mobil non Jepang.

Mobil Jepang bisa efisien karena sudah menguasai jaringan bisnis dari hulu sampai hilir. Mulai dari penguasaan industri komponen hingga penjualan. "Mereka datang sejak 1970-an, dengan membuat mobil sesuai kebutuhan orang Indonesia," kata pengamat otomotif Soehari Sargo.

Ini pula yang membuat pabrikan Jerman, Volkswagen jiper untuk membangun pabrik di Indonesia. Meski begitu, masih ada yang optimistis bisa mencuil pasar mobil di Indonesia. Salah satu yang menggebu, adalah rencana perusahaan milik pensiunan jenderal, AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari. Gandeng Proton Malaysia, mereka akan merangsek dengan membangkitkan mobil nasional guna meraih simpati pasar lokal.

Pasar mobil di pasar kita yang mencapai 1,2 juta memang menerbitkan liur investor. GM sejatinya tak 100% hengkang dari Indonesia. Gandeng SAIC Motor Corp dan Lizhou Wuling asal China, mereka akan masuk pasar dengan memproduksi mobil murah atawa low cost green car atau LCGC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×