Reporter: Muhamad Aghasy Putra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Statista.com, mencatat pasar quick commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 7,4% setiap tahunnya. Quick Commerce merupakan konsep bisnis yang menawarkan kecepatan pengiriman barang dalam hitungan menit atau maksimal beberapa jam.
Pada tahun 2024, pendapatan dari quick commerce diproyeksikan mencapai US$ 2,82 miliar. Hingga tahun 2029, volume pasar diperkirakan akan mencapai US$ 4,03 miliar, dengan jumlah pengguna yang diperkirakan mencapai 26,3 juta orang.
Dalam analisisnya, Statista mencatat bahwa salah satu tren utama di pasar quick commerce di Indonesia adalah meningkatnya jumlah pemain dalam industri ini. Persaingan yang sangat ketat terjadi antara pemain lokal dan internasional yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar.
Baca Juga: Kemenperin: Kinerja Ekspor Industri Tekstil Mulai Pulih
Co-founder & CEO Astro, Vincent Tjendra, menyatakan bahwa ini merupakan gambaran positif untuk prospek bisnis toko kelontong online di dalam negeri.
Meskipun tidak menetapkan angka pasti terkait target transaksi, Vincent mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan sebanyak mungkin pelanggan dan saat ini melayani 150.000 pelanggan setiap bulan di wilayah Jabodetabek.
“Untuk sekarang ini kita masih Jadetabek, dan ada rencana ekspansi juga keluar tapi tidak buru buru. Bogor mungkin dalam waktu dekat doakan saja tahun ini. Banyak masukan juga di medsos terkait buka layanan, tapi kita menargetkan urban area.” ujar Vincent ketika ditanya Kontan dalam acara konferensi pers Astro pada Rabu, (12/6).
Baca Juga: Trans Retail Genjot Penjualan Saat Ramadan
Perlu diketahui, saat ini terdapat 15.000 barang yang tertera di Astro untuk dinikmati oleh para pelanggan. Kebutuhan pokok menjadi produk yang paling laris dan menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News