Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring lesunya konsumsi semen nasional sejak awal tahun, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) tak banyak menaruh harapan pada pasar. Demi menjaga kinerja hingga akhir tahun, perseroan memilih fokus menjaga pengeluaran.
INTP tak berhasil menumbuhkan pendapatannya selama paruh pertama tahun. Dalam periode ini, perseroan hanya mengantongi pendapatan sebesar Rp 8,03 triliun, turun tipis 1,13% secara tahunan (YoY).
Corporate Secretary INTP Dani Handajani menyebut, pada dasarnya tren ini sejalan dengan konsumsi semen nasional yang lesu.
“Sampai dengan akhir Juni 2025, ASI (Asosiasi Semen Indonesia) mencatat angka konsumsi semen di Indonesia masih turun sebanyak 3,1%, yang mana angka penjualan semen curah turun 10,2% karena normalisasi pasar semen curah sedangkan semen kantong tumbuh flat,” paparnya kepada Kontan, Senin (11/8/2025).
Baca Juga: Begini Strategi Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Pertahankan Pangsa Pasar 29,6%
Maka dari itu, perseroan memperkirakan pertumbuhan pasar semen nasional hingga akhir tahun bakal cenderung moderat, meski sebenarnya pola tahunan menunjukkan angka konsumsi semen lebih tinggi pada paruh kedua tahun.
Kendati begitu, Dani bilang INTP masih berhasil mengamankan pangsa pasar hingga 29,5% secara YoY pada semester I-2025 dengan menjual semen sebanyak 8 juta ton. Di samping itu, INTP juga berhasil menumbuhkan penjualan ekspor sebanyak 45,8% secara YoY dengan menjual 237 ribu ton semen.
Meski pertumbuhannya masif, Dani bilang ekspor tetap bukan pasar utama perseroan. Namun,, ia menyebut perseroan tak menutup kemungkinan untuk menambah volume ekspor, khususnya klinker dan semen putih ke luar negeri. “Selama harganya baik untuk Indocement,” katanya.
Sementara itu dari sisi domestik, INTP berharap inisiatif pemerintah mengucurkan dana pembangunan untuk sejumlah infrastruktur baru dapat membawa domino-effect terhadap optimisme para pelaku pasar untuk meneruskan pengembangan usaha dalam pembangunan pabrik, data centre, serta proyek-proyek pengembangan lainnya.
Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Pertahankan Pangsa Pasar Semen 29,6% per Mei 2025
Namun di luar itu, Dani bilang strategi utama perseroan untuk menjaga kinerja adalah dengan mengetatkan manajemen biaya di semua lini. Pun, itu sudah dilakukan sejak awal tahun.
“Selama semester I-2025, strategi tersebut berhasil untuk meningkatkan margin gross profit dan margin EBITDA dibandingkan tahun lalu. Kami terus melanjutkan kebijakannya untuk meningkatkan konsumsi bahan bakar dan bahan baku alternatif dalam proses produksi semen,” jelasnya.
Untuk diketahui, tahun ini INTP menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1 triliun. Selama paruh pertama tahun, perseroan sudah merealisasikan capex tersebut sebesar Rp 515 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan.
Baca Juga: Permintaan Semen di Pasar Domestik Lesu, Simak Rekomendasi Saham INTP
Selanjutnya: Saham NUsa Raya (NRCA) Melemah 15% pada Senin (11/8), Nilai Transaksi Rp 52,13 Miliar
Menarik Dibaca: Film Sukma Merilis Official Trailer & Poster, Tayang di Bioskop 11 September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News