kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,19   -7,17   -0.77%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar terbuka luas, tidak semata kalangan muslim


Rabu, 09 Agustus 2017 / 10:00 WIB
Pasar terbuka luas, tidak semata kalangan muslim


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: S.S. Kurniawan

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, jelas Indonesia merupakan pasar yang sangat empuk untuk produk-produk berbasis syariah. Tak terkecuali, hotel dan apartemen berdasarkan prinsip syariah.

Tambah lagi, Handono S. Putro, Director of Business Development and Operations PT Dafam Hotel Management, persaingan hotel dengan konsep pengelolaan syariah di negara kita masih belum ketat. Pemainnya tidak banyak.

Info saja, Dafam Hotel Management, pengelola jaringan Dafam Hotel, Pasar Baru Square Hotel, De'Rain Hotel, Meotel, Hotel Marlin, Cempaka  Hill Hotel, Vila, dan Mola-Mola Resort, juga memiliki dua hotel syariah. Yakni, Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru di Kalimantan Selatan dan Hotel Dafam Fortuna di Yogyakarta.

Enggak mau kalah, PT Sahid Hotel Management & Consultant juga masuk ke pasar hotel syariah. Pengelola jaringan Hotel Sahid, Griyadi Kusuma Solo, dan Patuno Resort Wakatobi ini berencana mengubah konsep hotel mereka di Bandarlampung jadi hotel syariah. "Kami menyebutnya muslim friendly hotel," kata Vivi Herlambang, Director of Sales , Marketing & Business Development Sahid Hotel Management.

Sahid Bandarlampung bakal menjadi hotel pertama di ibukota Provinsi Lampung yang mengusung konsep syariah. "Kami tertarik karena memang 90% masyarakat Indonesia muslim dan banyak yang mau produk-produk berbau halal. Pasarnya juga cukup besar di Lampung," ujar Vivi.

Riyanto Sofyan, Chairman PT Sofyan Hotel Tbk, mengungkapkan, permintaan hotel syariah cukup besar. Terbukti, sejak mengubah konsep hotel jadi hotel syariah di 1992, pengelola jaringan Sofyan Hotel dan Sofyan Inn ini kini memiliki 19 hotel dari tadinya hanya tiga hotel.

"Yang jadi katalis positif hotel syariah adalah karakternya menghilangkan yang membahayakan semua orang. Jadi, bisa dipakai untuk muslim dan orang-orang yang mau aman juga nyaman," kata dia.

Dengan begitu, Riyanto bilang, pasar hotel syariah bukan hanya muslim, juga non-muslim. Ini berarti, pasar hotel syariah benar-benar besar.

Pertumbuhan pasarnya juga terbilang tinggi. Bicara pelesiran, hotel sudah menjadi kebutuhan.

Apalagi, pasar pelancong muslim besar, tidak hanya wisatawan lokal juga asing. Dan, gaya hidup halal juga mulai menjadi tren di Indonesia.

Mengacu Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah, ada dua kategori hotel syariah: Hilal-1 dan Hilal-2.

Hotel Syariah Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim.

Sedang Hotel Syariah Hilal-1 ialah usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi semua kriteria yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim.

Penggolongannya ditetapkan melalui sertifikasi usaha hotel syariah berdasarkan hasil penilaian atas pemenuhan kriteria mutlak yang berlaku bagi usaha hotel syariah. Kriteria mutlak meliputi aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan.

Ambil contoh, aspek produk berupa kamar tidur tamu. Di kamar tidur tamu mesti tersedia sajadah dan Al-Quran serta tidak ada minuman beralkohol di mini bar. Untuk aspek pelayanan kantor depan, contohnya, harus melakukan seleksi terhadap tamu yang datang berpasangan (lihat tabel).

Pasar yang sangat besar juga jadi alasan Griya Sarana Jaya Property membangun apartemen yang mengusung nilai-nilai islami. Perusahaan hasil kolaborasi PD Pembangunan Sarana Jaya (BUMD DKI Jakarta) dengan PT Griya Sarana Akbar ini membangun hunian jangkung syariah di daerah Depok Jawa Barat. Namanya: Apartemen Grand Zamzam Towers.

Guntur Subagja, Direktur Manajemen Pemasaran Grand Zamzam Towers, apartemennya menyajikan fasilitas, nuansa, dan membangun sistem yang mengusung nilai-nilai Islami, baik terkait aqidah maupun muamalah. Para penghuni bakal terdaftar pada pengelola gedung dan pengelola penghuni rumah susun (PPRS).

Alhasil, identitas mereka dengan jelas diketahui oleh pengelola. Bahkan, secara berkala pengelola akan melakukan tes urine untuk mendeteksi para penghuninya dari narkoba. "Bila diketahui ada pelanggaran, misalnya, seks bebas dan narkoba, kami akan melakukan buy back unitnya," tegas Guntur.

Prospek bagus

Menurut Guntur, apartemen syariah akan jadi pilihan masyarakat. Sebab pada dasarnya, yang dibutuhkan masyarakat adalah hunian yang bisa mengakomodasi kebutuhan hidupnya, seperti kenyamanan dan keamanan, di samping aspek fasilitas dan lokasi strategis.

"Kesadaran masyarakat kini semakin tinggi, sehingga hunian yang mengusung nilai-nilai baik ini akan menjadi tren dan pilihan masyarakat," ucapnya.

Prospek bisnis hotel syariah ke depan juga bagus. "Seiring meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya wisata dan fasilitas halal di Indonesia," kata Handono.

Karena itu, Dafam Hotel Management berencana membangun tiga hotel syariah lagi tahun depan. Lokasinya di Jakarta, Bogor, dan Lombok. Ketiga daerah ini memiliki potensi pasar dengan segmentasi hotel syariah yang kuat. Dan tentunya, mayoritas penduduknya memeluk Islam.

Dengan pasar yang sangat-sangat besar, menurut Riyanto, tentu prospek bisnis hotel syariah bakal bagus. Sofyan Hotel akan lebih fokus ke pariwisata halal (halal tourism), bukan cuma hotel syariah. "Hotel tetap kami kembangkan. Jumlah hotel kami tambah tapi dengan sistem waralaba," ujarnya.

Melihat pasar yang besar, Sahid Hotel Management juga berencana mengembangkan hotel syariah di daerah lainnya. Yang jadi bidikan mereka, misalnya, Pekalongan (Jawa Tengah), Kediri (Jawa Timur), dan Lombok (Nusa Tenggara barat). "Tapi, kami coba dulu yang di Bandarlampung, seperti apa responsnya," kata Vivi.

Dengan prospek yang bagus, Grand Zamzam Towers juga akan mengembangkan proyek huniannya jadi destinasi wisata halal (muslim friendly tourism). Berkonsep islami, di kawasan apartemen mereka bakal ada fasilitas–fasilitas halal, seperti kuliner halal, salon dan spa halal, minimarket produk halal, dan pendidikan islami. "Sehingga, jadi bagian dari gaya hidup halal," ujar Guntur.

Rencananya, Grand Zamzam Towers berdiri di atas lahan seluas tiga hektare yang terdiri dari delapan menara hunian dan satu tower komersial (SOHO). Untuk tahap awal,  Griya Property akan membangun Tower Cordoba berisi 2.100 unit seharga mulai Rp 393 juta hingga Rp 787 juta.

Meski begitu, Handono mengingatkan, lantaran hotel syariah terbilang masih merupakan konsep yang baru di Indonesia, maka membutuhkan pemasaran yang ekstra dan penyesuaian penerapan berbagai aturan bagi pelanggan atau tamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×